BANJIR merupakan bencana laten di Jakarta. Bahkan, sejak masih bernama Batavia, sejumlah wilayah di kota ini kerap tergenang, terutama di penghujung dan awal tahun. Berbagai langkah antisipasi telah dilakukan, dari membangun kanal hingga mengeruk sungai. Namun, nyatanya, air sisa hujan tetap melimpah hingga menggenangi sebagian permukiman warga. Dari yang kumuh di Pademangan hingga kawasan yang katanya elite di Kemang.
Faktor cuaca, terutama tingkat curah hujan, inilah yang diyakini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, sebagai salah satu faktor utama banjir di Ibu Kota. Dia mengungkapkan, kapasitas drainase di sejumlah wilayah Ibu Kota mencapai 110 milimeter per hari, sedangkan di wilayah padat penduduk 50 milimeter/hari. Namun, menurut Anies, jika air hujan turun 370 milimeter selama lima jam seperti Januari 2020, bisa dipastikan DKI Jakarta akan terendam.
Oleh karena itu, dalam rangka mengantisipasi banjir, kini di sebanyak 267 kelurahan di DKI Jakarta, telahdipasangi alat pengukur curah hujan atau ombrometer. Dengan alat ini, Anies berharap, aparat setempat (lurah atau camat) dapat mengambil langkah antisipasi yang tepat. Jika sebagian di antara Anda penasaran seperti apa bentuk dan cara kerja alat tersebut, silakan googling di internet. Di berbagai toko online, alat ini juga banyak dijual d....