BERKAIN kebaya, Laura Muljadi hadir dalam JF3 Talk 2025 (Vol 1) di Summarecon Serpong, Banten, Rabu (6/5). Model yang menjadi salah satu ratu catwalk pada sekitar sedekade lalu itu bukan hendak memperagakan busana.
Laura yang kini telah memiliki dua orang anak berbagi kisah tentang Gerakan Matahari dari Timur (MDT) yang ia inisiasi empat tahun lalu. Lewat gerakan itu, Laura menggandeng orang dan komunitas lintas sektor, termasuk pakar-pakar fesyen seperti Didi Budiardjo dan Ghea Panggabean dalam menumbuhkan kecintaan dan melestarikan wastra Nusantara, khususnya dari timur Indonesia.
Meski gerakan pelestarian wastra memang sudah cukup banyak, lebih banyak lagi gerakan tetap dibutuhkan karena ancaman kepunahan, khususnya pada motif, sangat tinggi. “Kalau mereka bikin kain terus, tapi enggak ada yang beli, akhirnya anak perempuannya disuruh kerja saja di minimarket. Sekarang saja tiap tahun berapa banyak motif hilang, sesimpel karena mama-mama yang bikin sudah meninggal,” tutur Laura yang pada dua tahun pertama gerakannya fokus pada kain lombok, kemudian kini pada kain sumba dari desa-desa di Sumba dan Sumba Barat Daya.