LIVERPOOL membawa misi balas dendam di final Liga Champions 2021-2022 ketika berhadapan dengan Real Madrid, di Stade de France, Minggu (29/5) dini hari WIB. Kekalahan pada final 2018 di Kiev menerbitkan motivasi berlebih bagi the Reds.
“Saya kira ini waktunya membalaskan dendam,” kata bintang the Reds Mohamed Salah.
Liverpool kini mengincar trofi Si Kuping Lebar mereka yang ketujuh. Jika tercapai, mereka akan menyejajarkan diri dengan raihan AC Milan.
Skuad asuhan Juergen Klopp itu terakhir kali meraih gelar juara Liga Champions ialah pada edisi 2018-2019. Ketika itu, mereka mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 2-0.
Musim sebelumnya, mereka kalah 1-3 oleh Madrid sehingga wajar saja walau periode berikutnya Liverpool mampu mengangkat trofi, kekalahan dari Madrid itu akan tetap diingat oleh Salah dkk.
Namun, sang pelatih Juergen Klopp menegaskan Liverpool sudah melupakan kenangan pahit kekalahan di Kiev.
Pelatih asal Jerman itu menyatakan skuadnya kini datang dengan mental lebih matang setelah kekalahan 2018 karena the Reds sukses merengkuh trofi Champions setahun setelahnya. Apalagi musim ini, Liverpool mencapai final dua kali di ajang domestik.
“Tanpa Liga Champions itu akan menjadi musim yang hebat. Dengan Liga Champions, itu akan menjadi musim yang fantastis,” kata Klopp.
“Kami belajar untuk memenangi final dan kami telah memenangi beberapa meski bukan final Liga Champions tetapi beberapa lainnya (Piala Liga dan Piala FA). Kami lebih berpengalaman dan itu membawa pengaruh bagus,” ujarnya lagi.
Di final, Liverpool datang ke Paris dengan kekuatan berbeda jika dibandingkan dengan 2018 lalu dengan hadirnya kiper Alisson Becker dan Thiago Alcantara. Klopp mengatakan Thiago yang sempat mengalami cedera pada pekan terakhir Liga Primer melawan Wolverhampton kini terbuka peluang untuk diturunkan di final.
Laga spesial
Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti menyebut pertemuannya kembali dengan Liverpool pada final Liga Champions akan menjadi laga yang spesial. Sebagai pelatih, Ancelotti sudah dua kali bertemu the Reds di final ketika bersama AC Milan.
Di Istanbul 2005, Milan takluk lewat adu penalti namun dua tahun berselang sukses membalaskannya di Athena.
“Final melawan mereka ialah sesuatu yang istimewa. Mereka telah memenangi enam Liga Champions dan jika mereka mencapai yang ketujuh, mereka akan menyamai Milan. Jadi saya memiliki motivasi ekstra untuk memenangi final ini,” kata Ancelotti.
Pelatih 62 tahun itu berambisi menjadi pelatih pertama yang bisa merengkuh trofi Si Kuping Besar empat kali. Don Carlo, sapaan Ancelotti, kini sudah mengoleksi tiga titel dua di antaranya bersama Milan (2003 dan 2007) dan satu bersama Madrid (2014).
“Akan kah Liverpool membalas dendam atas kekalahan terakhir pada 2018 dari Madrid? Real Madrid juga mencari balas dendam karena kalah di final melawan Liverpool (1981) di Paris. Saya tidak berpikir itu berarti banyak,” ucap Ancelotti.
“Orang-orang berpandangan ini menjadi tahun transisi bagi Real Madrid, tetapi kami mencapai tujuan kami dan tampil di final Liga Champions,”....