WEEKEND

Pemuda Pujananting Merawat Bunyi Genrang Riwakkang

Sab, 04 Mei 2024

PELESTARIAN kesenian tradisi di Pujananting, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (Sulsel), menarik diselisik lebih dalam. Keberlanjutan salah satu kesenian tradisi, yakni genrang riwakkang, terhitung memiliki masa depan yang cerah di tempat ini. Produk kebudayaan yang dulunya hanya diminati generasi tua tersebut, kini telah mendapat perhatian serius oleh anak muda desa. Mereka mulai mempela jari genrang riwakkang. Mereka tampak menyadari pentingnya pola pewarisan kesenian tradisional ini bagi generasi muda sehingga mendudukkan kesenian tersebut sebagai salah satu sisi dari wajah identitas daerahnya.

Genrang riwakkang merupakan kesenian tradisi masyarakat Pujananting di Kabupaten Barru. Masyarakat setempat ada juga yang menamakannya sebagai gendong-gendong. Bentuknya terdiri atas perpaduan beberapa peralatan seperti genrang riwakkang itu sendiri, rinci (tamborin), gambusu’ (gambus), mando ling (mandolin), dan rabana (rebana). Alat yang pertama dan kedua jenisnya idiofon, ketiga dan keempat berjenis kordofon, serta yang terakhir membranofon. Alat-alat bebunyian tersebut dimainkan secara bersamaan dengan nyanyian dalam penyajiannya sehingga membentuk permainan kelompok. Pola permainan tiap-tiap alat terbagi menjadi dua ciri. Untuk genrang riwakkang, mandoling dan gambusu’ dimainkan dengan mengikuti melodi sebuah nyanyian. Adapun rabana dan rinci dimainkan dengan ritme tertentu, tetapi fungsi utamanya ialah menjaga cepat dan lambatnya lagu yang dimainkan.

Lagu-lagu yang selalu dimainkan dalam kesenian ini antara lain nyanyian rakyat, termasuk lagu dangdut dan bugis dengan ciri musikal orkes gambus.


undefinedPara anak muda yang didampingi Bapak Colleng dalam mempelajari genrang riwakkang. Dok. GOLO TV
Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement