OPINI

Pendidikan Berkasta

Rab, 22 Mei 2024

STATUS sosial yang mengkristal telah menyebabkan polarisasi manusia pada kutub yang yang berkasta.

Kritalisasi kasta itu makin membesar pada saat ini, termasuk sektor pendidikan Indonesia. Seperti kembali dalam relung sejarah prakemerdekaan, ketika dijajah Belanda, orang Indonesia hanya boleh dan bisa mengikuti pendidikan jika berstatus anak pekerja di perusahaan Belanda (Hindia Belanda kala itu), anak demang, serta anak pejabat yang berkuasa. Fakta era penjajahan bahwa pendidikan hanya terbatas pada tingkat manusia-manusia yang berkelas sosial lebih tinggi dan berpenghasilan lebih besar sudah nyata adanya.

Menyadari hilangnya hak-hak anak bangsa pada kehidupan yang berkasta tersebut, termasuk pendidikan, telah membuka mata pemikir bangsa bahwa kemerdekaan diperlukan untuk membuka jalan pemerataan dan keadilan. Perjuangan anak bangsa seperti Kartini, Ki Hadjar Dewantoro, Hatta, Syahrir, dan banyak lagi dalam panggung kemerdekaan mengupayakan kastanisasi itu hilang di Indonesia, terutama dalam pendidikan, sehingga kemudian kemerdekaan tidak hanya wacana, tetapi menjadi titik pangkal anak bangsa menuju kehidupan yang lebih adil dan merata. Adil dan merata dalam berpendidikan, penghasilan, mencapai keseja....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement