Berbagai pengetahuan lokal yang berasal dari ingatan kolektif masyarakat diyakini efektif untuk memitigasi bencana. Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amarulla Octavian mencontohkan kearifan lokal terkait dengan bencana dalam bahasa Minangkabau di Sumatra Barat.
"Misalnya, nama tempat Tarandam yang dalam bahasa Minangkabau memiliki arti terendam. Begitu pula Pulo Air dan Calau sebagai wilayah dataran rendah,m yang selalu mengalami kebanjiran sehingga tidak layak untuk ditempati," kata Amarulla dalam keterangan resmi, kemarin.
Amarulla lebih jauh mengatakan pengetahuan lokal mengenai kebencanaan belum dimanfaatkan secara maksimal sebab jumlah korban dan kerugian materiel akibat bencana masih relatif besar. Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Riset Agama dan Kepercayaan (PRAK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Aji Sofanudin menambahkan pengetahuan lokal kebencanaan merupakan salah satu variabel yang potensial dalam kesiapsiagaan menghadapi kebencanaan di samping variabel lain. Agama dan budaya, imbuh dia, dapat menjadi modal kultural dalam penanganan ben....