NUSANTARA

Pintar Bersiasat ala Petani Lembang

Rab, 06 Okt 2021

KESEIMBANGAN di Lembang sudah terbentuk. Ketika investor tidak terbendung dan menggusur lahan pertanian, petani di wilayah ini mampu menyiasatinya.

“Jika melihat data luasan dan produksi pertanian, untuk memenuhi kebutuhan pasar dari Lembang, itu sulit memenuhinya. Sejumlah komoditas bahkan sudah hilang sehingga untuk Lembang harus dipasok dari luar daerah,” ujar Penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Lembang, W Darwin.

Ke depan Lembang bukan menjadi pusat produksi. “Namun, karena citra Lembang ialah sayuran unggulan. Padahal, barangnya dari luar. Karena punya kesan bagus, suatu saat Lembang akan menjadi Singapura-nya dunia. Sayuran dari mana-mana masuk Lembang dulu, baru keluar atas nama Lembang,” sambung Darwin.

Lahan sempit juga membuat petani Lembang pintar bersiasat. Mereka beralih menanam komoditas yang lebih cepat panen dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Salah satunya selada, yang hanya membutuhkan masa tanam 40 hari.

“Di Lembang, budi daya kentang sudah sedikit. Jagung juga nyaris lenyap karena masa tanamnya panjang. Banyak komoditas lama yang hilang. Petani Lembang memilih tanaman baru yang belum banyak dikembangkan petani dari daerah lain,” sambung Darwin.

Meski ada penyusutan lahan, dia menambahkan, pertanian Lembang justru sekarang lebih maju.

Pada saat ini, para petani sudah bisa menghasilkan berbagai jenis sayuran, baik jenis daun, buah, bunga maupun umbi-umbian. Jumlahnya mencapai 117 item.

Selain sayuran, petani Lembang juga menanam buah-buahan. Karena itu, tumbuh sentra buah-buahan, kopi, dan bunga yang tersebar di sejumlah desa.

Kategori sayuran umum yang familier, serta sayuran eksklusif, jumlahnya sudah lebih dari 40 item. Itu membuktikan sayuran Lembang masih yang terbaik. Mungkin ada komoditas serupa yang bisa ditanam di daerah lain, tetapi hasilnya tidak sebagus di Lembang.

“Lembang punya tanah, market, dan lokasi yang bagus. Itu yang jadi pembeda kita dengan daerah lain,” tandasnya.

Karena itu, Darwin optimistis Lembang ke depan akan menjadi pusat pelatihan pertanian. Di daerah ini, pusat pelatihan dan pendidikan tersebar. Ada milik pemerintah, sebagian juga milik koperasi masyarakat yang berhasil mengembangkan produk-produk pertanian unggulan.

Belum lagi dengan programprogram baru pemerintah yang selalu diluncurkan di Lembang, di antaranya smart farming atau petani milenial. Lembang pun tidak pernah ditinggalkan setiap ada kerja sama bidang pertanian dengan pihakpihak di luar negeri.

“Program baru selalu diujicobakan di Lembang. Tahun ini, Lembang juga menjalin kerja sama pertanian dengan Belanda, Jepang, Tiongkok, Taiwan, dan Jerman,”....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement