GAYA kampanye salah satu kandidat presiden yang kerap dilakukan dengan emosional, disertai ungkapan marah dan hujatan seperti goblok, ndasmu, hingga tolol, disebut turut memprovokasi pendukung menjadi emosional dan tidak rasional serta memicu fanatisme.
Munculnya ancaman, intimidasi, teror yang bahkan dilakukan masyarakat kepada politikus atau capres kubu lawan, seperti yang dialami Anies Baswedan baru-baru ini, ditengarai berkaitan erat dengan narasi-narasi bernuansa kekerasan yang dilontarkan para elite.
Pengajar Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera Bivitri Susanti menyebut fenomena ini sebagai titik ketika politik menebar ketakutan atau politic of fear mulai bekerja. “Banyak yang akhirnya jadi takut, politik ketakutan m....