IBADAH Ramadan sejatinya memiliki tujuan mulia yang dapat dipahami oleh seluruh umat manusia.
Ibadah yang diwajibkan Allah SWT setahun sekali selama sebulan penuh kepada umat yang beriman itu bukan hanya terkait berpuasa dan beribadah saja. Lebih dari itu kewajiban terjadinya perubahan dalam diri manusia menuju kebaikan yang bersumber pada takwa.
Hal itu disampaikan Ustaz Adi Hidayat di kesempatan Kajian Musyawarah: Menyiapkan Amalan Terbaik di Bulan Ramadan. Dijelaskan bahwa adaptasi kebaikan menjadi hal yang sangat penting untuk dicapai dalam Ramadan. Pasalnya, karena keistimewaan yang dibentangkan oleh Allah SWT dalam 24 jam dari pagi sampai malam yang hasilnya tidak menunggu satu bulan, namun baru satu malam saja manusia akan mendapatkan keberkahan.
“Itu bisa mengubah keadaan manusia menjadi lebih baik dari sebelumnya. Itu keistimewaan Ramadan. Jadi keberhasilan orang mendapatkan Ramadan itu standar yang paling pokoknya dari Allah SWT adalah terjadinya perubahan pada kebaikan karena itu sifat ujungnya adalah takwa. Hal itu disebutkan 240 kali dalam Alquran dibagi dalam tiga segmen yaitu ibadah, pengendalian nafsu, dan rumah tangga,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dalam aspek ibadah puasa itu masuk dalam frame takwa, di mana perintah untuk berpuasa diturunkan ayat di bulan Syakban bukan Ramadan tepatnya di Alquran surah Al-Baqarah ayat 183.
“Itu menjadi tujuan paling pokok dari pendidikan Ramadan. Singkatnya hal itu mengubah pribadi kita menjadi lebih baik dan cabang kebaikannya ada tiga, baik hubungan dengan Allah SWT, baik menata diri kita, dan baik hubungan sosial kita. Sifatnya nanti ada dengan keluarga, tetangga, hewan, bahkan tumbuhan. Itu tingkat tertinggi takwa,” kata Ustaz Adi.
Maka dari itu, diharapkan dengan pelatihan Ramadan ini nanti bukan berapa banyak salat yang ditunaikan atau berapa banyak ayat yang dikhatamkan. Tapi dari sekian ayat yang dibaca dan salat yang ditunaikan, berapa yang mengubah manusia menjadi pribadi yang lebih baik. Itu adalah standar dan parameter dari Allah SWT yang langsung diberikan.
Bagi masyarakat Indonesia, Ustaz Adi mengatakan, sebetulnya takwa adalah implementasi dasar kebangsaan. Pasalnya, standar ketuhanan di Indonesia adalah takwa.
“Misal di kemiliteran itu ada Sapta Marga yang berisikan tujuh hal dan di antaranya yang ketiga itu adalah takwa. Kami satria di Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa menegakkan kejujuran, kebenaran dan keadilan,” tuturnya.
Selain itu, ketika memasukkan anak-anak ke sekolah, terdapat Undang- Undang Pendidikan Nasional yang mengikat dengan takwa dibuka pasal menimbang, misalnya mengamanatkan kepada pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa serta akhlak yang mulia.
Diciptakan sempurna
Sebuah hal yang perlu direnungkan kenapa puasa Ramadan diwajibkan kepada hamba-Nya yang beriman.
Menurut Ustaz Adi, manusia dilengkapi oleh Allah berupa nafsu dan takwa yang menandakan kesempurnaan manusia. Hal itu ditegaskan di Alquran surah 91 ayat 7-10 bahwa Aku telah sempurna ciptakan jiwa manusia dengan dua karakternya yang berlawanan.
“Takwa terkait nafsu disebutkan 115 kali dalam Alquran dan nafsu disebutkan 115 kali. Yang mendukung takwa yaitu malaikat disebutkan 88 kali dan yang memprovokasi nafsu yaitu setan disebutkan 88 kali. Sempurna sudut bilangnya. Jadi saya mau katakan bahwa takwa itu kebutuhan dasar kita seba....