WAKIL Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengusulkan PT Pupuk Indonesia dan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) berada di bawah Kementerian Pertanian (Kementan).
Menurutnya, hal itu diperlukan guna memudahkan koordinasi dalam rangka mengakselerasi pembangunan pertanian nasional.
Usulan itu, sambungnya, tidak mengubah organisasi dua perusahaan pelat merah tersebut.
Namun, Kementan perlu menjadi leading sector pangan, mulai dari hulu hingga ke hilir.
“Kita tidak mengubah organisasi. Intinya, organisasi tetap ada di situ semua, tapi ‘Ketua Kelasnya’ adalah Menteri Pertanian. Karena selama ini pupuknya yang mengurus Menteri BUMN, perdagangan pupuknya Menteri Perdagangan, kemudian si petani yang mengurus pertanian,” ujarnya, kemarin.
Sudaryono mengatakan usulan tersebut rencananya bakal diajukan melalui Peraturan Presiden (Perpres) terkait pengelolaan pertanian yang akan dilakukan pada tahun depan.
Melalui Perpres tersebut, diharapkan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian nasional. Sementara di hilir, stabilitas harga dan pasokan pangan dapat terjaga dengan baik.
“Tahun depan kita coba mengajukan Peraturan Presiden, nanti Pupuk Indonesia, termasuk Bulog, dan Kementerian Pertanian menjadi satu (perintah di bawah Kementan),” katanya.
Sudaryono berharap Pupuk Indonesia sebagai perusahaan negara tidak hanya mencari keuntungan, tetapi juga bertanggung jawab dalam menggenjot produktivitas pertanian nasional.
Ia menyebut alokasi kuota pupuk subsidi di 2024 telah ditambah, dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton, sehingga hal itu akan memberi rasa optimistis dalam mewujudkan swasembada pangan.
“Tanggung jawab Pupuk Indonesia tidak hanya cari untung, tapi bagaimana juga tanggung jawab produktivitas pertanian kita naik,” ucapnya.
Di kesempatan berbeda, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Yudi Sastro mengatakan, pihaknya optimistis dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri hingga akhir tahun dengan terus menanam padi dan jagung secara merata di seluruh Indonesia untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup.
“Kami sangat optimistis untuk urusan pangan, terutama padi dan jagung, kalau dengan tambahan lahan yang baru, kemudian produksinya kita tingkatkan dengan semua sumber daya yang ada, apalagi kita punya bonus demografi, ini sangat mungkin memenuhi kebutuhan dalam negeri,” ujarnya.
Dia menyampaikan saat ini Kementan telah melakukan perluasan areal tanam (PAT) dengan memanfaatkan pompanisasi sebagai solusi cepat meningkatkan pr....