EKONOMI

Rekam Jejak 123 Tahun Transformasi Pegadaian

Sel, 07 Mei 2024

PT Pegadaian (Persero) meluncurkan buku bertajuk Van Leening, When History Begin, kemarin. Selain berisi sejarah 123 tahun perjalanan Pegadaian, buku itu juga mengupas proses transformasi layanan perusahaan. Buku itu juga merupakan hasil kolaborasi antara Pegadaian dan Media Indonesia Publishing.

Kata Van Leening dalam judul buku itu diambil dari nama bank yang didirikan di Batavia pada 20 Agustus 1749 berdasarkan keputusan Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang menjabat pada 8 Agustus 1705-1 November 1750, Jenderal Van Imhoff.

Bank Van Leening merupakan cikal bakal Pegadaian Indonesia. Saat itu, Bank Van Leening bertugas memberikan pinjaman kepada masyarakat Eropa, Asia, dan Jawa dengan sistem gadai.

Posisi Bank Van Leening yang memonopoli perkreditan di Nusantara, mengarahkannya pada bisnis pegadaian di tahun 1799. Bank Van Leening membatasi barang gadai hanya berupa emas, perak, permata, kain, dan perabotan rumah yang dapat disimpan dengan baik kurang lebih selama setahun.

“Buku ini ada tiga bagian. Pertama, rebranding Pegadaian melalui kafe The Gade Coffee & Gold. Kemudian, jejak sejarah Pegadaian selama lebih dari satu abad dan transformasi yang dilakukan Pegadaian,” ujar Direktur Utama Pegadaian Damar Latri Setiawan.

Untuk mengabadikan Bank Van Leening sebagai cikal bakal berdirinya Pegadaian, nama tersebut pun menjadi salah satu nama menu di kafe The Gade Coffee & Gold yakni Van Leening Latte.

Ia menjelaskan, didirikannya kafe itu adalah sebagai salah satu langkah Pegadaian untuk mentransformasi citra perusahaan. Sebab, sebelumnya, Pegadaian dikenal sebagai tempat menggadaikan barang karena kebutuhan mendesak. Hal itu memberi stigma negatif pada perusahaan.

“Teman-teman semuanya pasti ingat bahwa Pegadaian ini terkenal dengan orang yang kepepet. Orang yang butuh duit akan ke Pegadaian, sehingga waktu itu kami ingin mengubah itu,” imbuhnya. Pemilihan nama The Gade Coffe & Gold, kata Damar, karena mudah dilafalkan oleh masyarakat untuk menyebut gadai. Pihaknya ingin menjadikan kedai kopi sebagai pendukung core business perseroan.

Hal itu jelas berbeda dengan kedai kopi pada umumnya. Sebab, The Gade Coffe & Gold mengusung konsep yang bukan hanya sekadar menjadi tempat menikmati secangkir kopi, tapi juga bisa melayani pengunjung berinvestasi emas atau transaksi produk dan layanan Pegadaian lainnya.

Damar menyebut, kehadiran The Gade Coffe & Gold ini berhasil mengubah wajah dan citra Pegadaian yang awalnya identik dengan kelas menengah ke ....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement