UNESCO menyebut, tiap dua minggu, terdapat satu bahasa daerah yang punah karena tidak lagi digunakan atau tidak ada penuturnya. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikdasmen menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) Tahun 2025 sebagai upaya melestarikan bahasa daerah dan bagian dari perayaan Hari Pendidikan Nasional
Kepala Badan Bahasa Kemendikdasmen Hafidz Muksin menegaskan penyelenggaraan kegiatan tahunan ini sebagai upaya untuk mengantisipasi ancaman kepunahan bahasa daerah.
“Indonesia memiliki 718 bahasa daerah, namun dihadapkan pada tantangan untuk menjaga dan memelihara kekayaan dan kebinnekaan tersebut agar tidak sampai punah. Fenomena ancaman kepunahan bahasa tersebut perlu disikapi dengan bijaksana,” kata Hafidz di Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia (PPSDM), Kota Depok, Senin (26/5).
Badan Bahasa mempercayai menggaungkan kembali penggunaan bahasa daerah oleh para penutur dapat menjadi langkah untuk melindungi bahasa daerah dari ancaman kepunahan. Langkah ini dijalankan dengan revitalisasi bahasa daerah, salah satunya melalui penyelenggaraaan secara FTBIN 2025.
Tahun ini, Kemendikdasmen melalui Badan Bahasa berencana akan merevitalisasi 120 bahasa daerah. Ia melanjutkan, Kemendikdasmen akan menggandeng berbagai pihak mulai dari sekolah, komunitas, periset hingga siswa. Sejauh ini, sudah ada 144 bahasa daerah yang berhasil direvitalisasi. Bahasa daerah juga sudah menjadi muatan lokal kurikulum di sekolah.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengungkapkan keprihatinan atas kondisi penggunaan bahasa daerah saat ini. Ia melihat banyak anak muda yang enggan memakai lagi bahasa daerah sebagai bahasa sehari-hari.
“Di era globalisasi sekarang ini, ada kecenderungan bahwa semakin banyak kalangan di negeri ini yang merasa bahwa berbahasa daerah itu adalah simbol dari keterbelakangan,”
Menurutnya, lebih banyak anak yang bangga menggunakan bahasa asing. Mereka memandang hal itu sebagai cerminan kelas sosial masyarakat.
“Tentu kita tidak anti bahasa asing. Sesuai dengan trigatra bahasa, kita utamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai ba....