SATO Reang seorang anak di Desa Rawa Batu yang datang dari keluarga taat beragama. Sang ayah, Umar, merupakan sosok yang rajin beribadah ke masjid serta membaca Al-Qur'an. Sementara itu, bagi Sato Reang, beribadah tak sepenuhnya menyenangkan. Sebagai anak kecil, ia hanya ingin bermain bersama teman-teman tanpa harus pergi salat ke masjid. Terkadang ia iri kepada teman-temannya yang tak pernah dituntut beribadah oleh orangtua mereka.
Semakin Sato Reang menunjukkan ketidaksukaannya pada beribadah, sekuat itu pula sang ayah mengajak beribadah. Setiap pagi, sebelum matahari terbit di ufuk timur, Sato Reang sudah dibangunkan untuk menunaikan salat Subuh. Meski kesal, Sato Reang hanya memiliki pilihan untuk mengikuti.
Sang ayah bisa lebih marah ketika Sato Reang tidak salat. Sembari mengomel di dalam hati, Sato Reang tetap berangkat ke masjid bersama ayahnya. Hal tersebut terjadi s....