HUMANIORA

Semangat Kiai Mangrove dari Semarang

Kam, 09 Des 2021

SETIAP pagi, Sururi, 64, salah seorang warga di Kelurahan Mangunharjo, Kota Semarang, Jawa Tengah, rutin melakukan penanaman mangrove di kawasan daratan baru yang terbentuk akibat sendimentasi pantai.

Adakalanya ia ditemani para nelayan, mahasiswa, dan pelajar. Rutinitas itu dilakoninya sejak 1995 silam dari zaman Presiden Soeharto hingga Presiden Joko Widodo kini. Sudah jutaan mangrove yang berhasil ditanamnya.

Di masa pandemi covid-19, para nelayan dibawah komando Sururi tetap rutin menanam mangrove. Meskipun jumlah bibit yang ditanam kini jauh berkurang.

“Setiap tahunnya, kami mampu menanam sekira 50 ribu bibit. Namun, di masa pandemi, kami hanya mampu menanam 20 ribu hingga 30 ribu bibit mangrove,” kata pria yang kerap dipanggil dengan sebutan Kiai Mangrove itu, belum lama ini.

Turunnya jumlah bibit dipengaruhi peran CSR dari berbagai lembaga di rehabilitasi mangrove. Setiap tahun paling tidak ada 20-25 perusahaan menyumbangkan minimal 5.000 bibit mangrove untuk masing-masing perusahaan.

Namun, selama pandemi covid-19 ia menghitung hanya ada 10 perusahaan yang melakukan corporate social responsibility (CSR) untuk rehabilitasi mangrove.

Semangat Sururi dalam melakukan rehabilitasi pesisir Mangunharjo yang berada di ujung barat Kota Semarang, berbatasan dengan Kabupaten Kendal, itu dilatarbelakangi oleh bencana di masa lalu.

Ia mulai sadar untuk menanam mangrove saat melihat kampungnya mulai terkikis abrasi pantai yang terhitung parah mulai 1995. Andai kondisi itu dibiarkan, wilayah pesisir di Mangunharjo pasti sudah lenyap ditelan bumi.

“Sayung (Kecamatan di Kota Demak) itu abrasinya lebih dulu. Pengalaman di sana saya pakai di sini,” tutur mantan petani tambak itu seperti dilansir dari kanal Youtube Beta TV.

Abrasi atau disebut juga erosi pantai adalah suatu proses pengikisan pantai yang diakibatkan oleh tenaga gelombang laut dan arus laut atau pasang surut arus laut yang bersifat merusak. Tanaman mangrove dapat mencegah abrasi karena memiliki akar yang efi sien dalam melindungi tanah pesisir agar tidak terkikis.

Selama kurun waktu 1990-2000, abrasi kawasan Mangunharjo menyebabkan terkikisnya pesisir hingga mengancam permukiman warga.

Kala itu, jarak antara permukiman hingga bibir pantai tinggal sekitar 500 meter, yang tadinya 1,6 kilometer.

Setelah gencar melakukan penanaman mangrove, kini jarak permukiman dengan pesisir kembali ke terentang jauh sekitar 1,4 kilometer.

Saat ini luas mangrove di Kelurahan Mangunharjo tercatat 62,83 hektare atau 23% dari total luas mangrove di Kota Semarang, Jawa Tengah, yang mencapai 268,76 hektare.

Padahal pada 1997 lalu, tingkat abrasi di wilayah Kelurahan Mangunharjo sangat tinggi. Kerusakan wilayah pesisir yang disebabkan oleh abrasi mencapai 150 hektare, bahkan merambah sepanjang 3,5 kilometer ke arah permukiman warga.

Dari beberapa ilmuwan yang mendatangi tempat itu, kata Sururi, mereka mengenal manfaat besar mangrove sebagai benteng alami dari ancaman abrasi air laut. Warga pun belajar melestarikan alam sekitar dari para ilmuwan.

“Ini memperkaya wawasan kami. Saya sudah menurunkan ilmu bertani mangrove ke anak saya dengan harapan generasi berikutnya akan terus menjaga kelestarian mangrove,” ucapnya.

Para nelayan di desa itu sejak 1997 telah menaman bibit mangrove di pesisir Mangunharjo. Hasilnya di pesisir tersebut sepanjang 2.700 meter dari total garis pantai sudah ditanami mangrove. Sementara itu, total garis pantai di lokasi itu sepanjang 3.400 meter.

Direktur Program Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA) Muhammad Imran Amin mengatakan, penanaman mangrove menjadi upaya penting yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi ekologi hutan mangrove, tetapi bukanlah satu-satunya faktor.

“Dibutuhkan pengelolaan kawasan pesisir secara terpadu yang memperhatikan aspek ekologi, sosial, dan ekonomi untuk mengembalikan fungsi hutan mangrove secara alami, sekaligus meningkatkan penghidupan masyarakat setempat,” katanya.

Dari hasil identifikasi, pihaknya menemukan bahwa kerupuk udang, batik mangrove, dan budidaya tambak merupakan produk unggulan dan potensial bagi masyarak....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement