KABUPATEN Lamongan, Jawa Timur, bertekad menjadikan sorgum sebagai salah satu produk makanan andalan untuk mendukung ketahanan pangan. Saat ini, 12 item makanan olahan berbahan baku centhel alias orean atau sorgum telah dipasarkan.
Semua itu dikembangkan dalam upaya memperkuat ketahanan pangan di kawasan setempat. Belasan produk makanan olahan berbahan baku sorgum sudah diproduksi masyarakat Lamongan sejak 2019 agar bisa dikonsumsi secara luas.
Keinginan Pemkab Lamongan tidak berlebihan. Lamongan memiliki lahan sorgum sekitar 220-300 hektare yang tersebar di Kecamatan Babat dan Sugio. Dari luasan areal tanam tersebut, sedikitnya dihasilkan 1.528 ton biji sorgum dengan produktivitas sebesar 6,5 ton per hektare.
Tanaman pangan alternatif yang mampu mengatasi stunting itu juga telah diolah menjadi 12 macam makanan yang menghasilkan nilai ekonomis bagi pengusaha lokal. Dalam beberapa tahun terakhir, Pemkab Lamongan juga tengah gencar memopulerkan kembali makan khas tradisional setempat.
Langkah tersebut sebagai upaya untuk membangkitkan kembali perekonomian yang sempat terpuruk akibat covid-19. Sejumlah festival makanan tradisional diselenggarakan dalam rangka Hari Jadi ke-453 Lamongan (HKL), termasuk di dalamnya lomba makanan dan jajanan tradisional.
Gerakan melalui dunia maya juga dilakukan secara masif, antara lain membuat sejumlah tagar untuk mengeluarkan perekonomian masyarakat bawah dengan gerakan tagar #ayoditumbasi dan #ayobeliproduklamongan. Tak hanya itu, ada juga gerakan pengembangan desa wisata dengan tagar #ayodolennanglamongan.
Semua itu digelorakan untuk mengungkit ekonomi Lamongan. “Kami bertekad menjadikan sorgum salah satu komoditas andalan Kabupaten Lamongan,” kata Bupati Yuhronur Efendi kepada Media Indonesia, Rabu (8/6).
Bupati Yuhronur segera berkoordinasi dengan kementerian untuk membuka akses ke industri yang berbahan sorgum sekaligus akan memperkenalkan sorgum, baik di event-event regional maupun nasional, agar permintaan sorgum meningkat.
Ketersediaan pangan
Dalam sejumlah kesempatan, Bupati juga mengingatkan pentingnya memastikan ketersediaan pangan. Hal itu sejalan dengan arahan dan harapan Presiden Jokowi.
“Sorgum merupakan salah satu komoditas pangan (yang) sangat potensial guna mendukung diversifikasi pangan. Kabupaten Lamongan mempunyai potensi tanam sorgum seluas 300 hektare. Pascapanen sudah kami laksanakan, ada beras, popcorn, dan beberapa pengolahan lain, ada kecap juga, ini berarti tanaman sorgum ini cukup memberikan nilai tambah bagi petani,” ungkapnya.
Tekad tersebut juga telah disampaikan Bupati kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian seusai diskusi bersama Mentan Syahrul Yasin Limpo pada peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) yang bersamaan panen serentak secara virtual di seluruh Indonesia pada akhir Oktober 2021.
Ia juga menyampaikan sejumlah harapan dan persoalan terkait tanaman sorgum di Kabupaten Lamongan.
“Kami ingin ada industri yang bergerak dengan basis sorgum karena sorgum ini termasuk salah satu komoditas pangan yang sangat bermanfaat, mempunyai kadar kalori yang rendah. Mudah-mudahan nanti ada bantuan sarana-prasarana yang dapat digunakan petani sorgum ini untuk industri olahan yang lebih lengkap,” imbuhnya.
Pemkab juga berupaya menjalin kerja sama dengan Kabupaten Gresik untuk pengembangan potensi kawasan, termasuk di dalamnya wacana ekspor produk olahan berbasis sorgum.
“Ada beberapa hal yang disepakati dalam pertemuan kali itu. Di antaranya, soal ekspor produk salah satunya sorgum, juga kerja sama program pemasaran bibit ikan bandeng dari Lamongan untuk kemudian dibudidayakan di Kampung Bandeng Gresik,” tambah Kabag Protokol dan Komuni....