MUSEUM Kereta Api Ambarawa yang terletak di Desa Panjang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, dibuka atas inisiatif Gubernur Jawa Tengah Soeparjo Rustam bersama Kepala Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) Eksploitasi Tengah Soeharso pada 1976. Pasalnya, banyak lokomotif uap yang tidak terpakai di Stasiun Kereta Api Ambarawa setelah penutupan jalur kereta api Yogyakarta-Magelang-Secang.
Musium Kereta Api pertama di Indonesia resmi ini dibuka pada 21 April 1978 dan mulai menyelenggarakan angkutan wisata Ambarawa-Tuntang dan Ambarawa-Bedono. Museum ini ditetapkan sebagai cagar budaya pada 22 Juni 2010. "Situs Cagar Budaya Museum Kereta Api Ambarawa merupakan satu-satunya museum kereta api yang menyimpan koleksi berupa lokomotif tenaga uap beserta komponennya," demikian dilansir dari laman Kemendikbud.go.id. Koleksi di museum ini semula digunakan sebagai alat transportasi mulai 1878 hingga 1964-an. Museum memiliki koleksi lokomotif yang digerakkan dengan bahan bakar kayu dan batu bara.
Stasiun KA Ambarawa dibangun pada 1907 dengan nama Willem I yang digunakan untuk memperpanjang jalur kereta api sekaligus memperlancar mobilisasi tentara dan logistik menuju Benteng Willem I (Benteng Pendem). Pemerintah Belanda di bawah Gubernur Jenderal Baron Sloet van de Beele memerintahkan Nederlandsch Spoorwegmaatschappij (NIS) untuk membangun jalur kereta api dari Semarang menuju Benteng Willem I tersebut, satu paket dengan pembangunan jalur kereta api Semarang-Gundih-Solo Balapan-Lempuyangan. Jalur kereta api diperpanjang dari Ambarawa-Beringin dan pada 1873 terwujud jalur Semarang- Vorstenlanden dan Kedungjati-Ambarawa kemudian dilanjutkan Secang-Amba....