EKONOMI

Strategi Implementasi ESG Pertamina demi Pencapaian Energi Hijau dan Bersih

Sen, 08 Feb 2021

TRANSISI energi saat ini merupakan hal yang tak terhindari dan telah terjadi secara global. Hal ini disikapi serius oleh para pelaku usaha di sektor energi dengan melakukan beberapa inisiatif dalam pengembangan energi bersih dan energi hijau.

Pertamina sebagai perusahaan energi terbesar di Indonesia telah menyiapkan sejumlah strategi jitu yang sekaligus merupakan wujud implementasi Environmental, Social & Governance (ESG) untuk mendukung target pemerintah khsusunya dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) serta penurunan emisi global

Kondisi saat ini, permintaan sumber energi telah bergeser dari energi fosil ke energi terbarukan dan akan terus terjadi ke depannya. Bahkan diprediksi bahwa porsi pemanfaatan minyak sebagai sumber energi fosil akan menurun dari saat ini yang sebesar 35% akan menjadi hanya 24% di 2035. Sebaliknya, porsi energi terbarukan akan meningkat di angka sekitar 30% pada 2035.

Karena itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan, sudah saatnya perusahaan energi bergerak untuk mengantisipasi tren penurunan permintaan minyak yang cukup tajam dan akan terjadi di masa depan.

“Langkah dan inisiatif strategis yang dilakukan Pertamina saat ini sejalan dengan agenda perusahaan minyak dan gas dunia. Pertamina kini melakukan transisi dengan perubahan global. Kami melihat bagaimana international oil company lain juga merespons ini. Intinya agenda untuk menurunkan gas rumah kaca, carbon emission, ini menjadi agenda dari seluruh oil company di seluruh dunia,” kata Nicke dalam acara Media Group News Summit 2021 di Metro TV, (3/2) dengan tema Go Green Energy : Green and Clean.

Lebih lanjut ia pun menuturkan sejumlah agenda strategis Pertamina untuk menyikapi hal itu. Pertama, mengembangkan energi listrik dengan monetisasi aset panas bumi melalui Independent Power Producer (IPP) untuk mengembangkan 1,3 GW proyek panas bumi serta IPP berbasis surya di area dengan iradiasi matahari tinggi dan menjalin kemitraan strategis untuk pembuatan sel surya.

“Dalam jangka pendek kami akan fokus dalam penerapan Solar PV di lingkungan Pertamina Group melalui sinergi antara subholding dan captive market di BUMN,” jelas dia.

Kedua, lanjut Nicke, kita akan mengoptimalkan penggunaan energi ramah lingkungan untuk mobilitas di sektor transportasi dengan mendukung pemerintah melaksanakan mandatori Biodiesel 30% (B3O), Green Refiniery, dan Co Processing CPO. Pertamina telah menyiapkan produksi baterai melalui kemitraan dengan penyedia teknologi baterai dan BUMN serta menyediakan infrastruktur pengisian daya untuk mobil listrik (E2W dan E4W).

“Inisiatif kita melakukan transisi dari fossil fuel ke bio energi ini dapat menurunkan emisi gas rumah kaca. Dari hasil studi, ini bisa menurunkan gas karbon monoksida maupun emisi dari gas hidrokarbon antara 20%-50% emisi,” tambah Nicke.

Sedangkan strategi ketiga,kata Nicke, mengupayakan bahan bakar dengan optimalisasi sumber energi lain yang tersedia di dalam negeri, salah satunya dengan melakukan gasifikasi batu bara kadar rendah Dimethyl Ether (DME) untuk substitusi LPG dalam rangka mengurangi impor dan menghasilkan energi yang lebih bersih. Dalam masa transisi, Pertamina mengembangkan sejumlah proyek gas sebagai energi transisi antara fuel dan energi ....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement