TERDAPAT peluang besar penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed, pada September mendatang. Director & Chief Investment Officer, Fixed Income, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menuturkan indikasi penurunan tersebut telah terlihat sejak rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Juli lalu.
“Tentunya The Fed juga tidak mau menimbulkan volatilitas pasar, kalau mereka sudah mengindikasikan sesuatu, sudah mengharapkan sesuatu, ekspektasi itu akan terealisasi,” ujarnya dalam acara MAMI Market Update: Wind of Change di Jakarta, kemarin.
Indikasi akan adanya pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat juga terlihat pada menurunnya inflasi inti di AS yang kini telah berada di bawah kisaran target 2%.
Ia mengatakan bahwa inflasi inti di ‘Negeri Paman Sam’ tersebut masih bertahan pada level yang cukup tinggi hingga awal tahun ini, yakni sekitar 5%. Namun, sejak April 2024 telah ada penurunan yang signifikan sehingga kini angka tersebut sudah mendekati level 1%.
Ezra menyampaikan bahwa kemungkinan pemangkasan suku bunga tersebut menimbulkan reaksi positif di kalangan para pelaku pasar.
Bahkan menurut para pelaku pasar, probabilitas terjadinya pemangkasan tersebut hampir mencapai 100%.
Selain itu, lebih dari 50% pelaku pasar berekspektasi The Fed dapat memangkas suku bunganya sekitar 25-50 basis poin. Para pelaku pasar juga telah mengharapkan penurunan suku bunga hingga empat kali tahun ini.
Di sisi lain, pada akhir perdagangan kemarin, rupiah menguat 158 poin atau 0,99% menjadi Rp15.675 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.833 per dolar AS.
“Pasar masih menunggu rilis data neraca perdagangan,” kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto di Jakarta.
Ia memperkirakan neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2024 masih tetap surplus US$2,55 miliar. Neraca perdagangan yang mengalami surplus tersebut akan berdampak positif terhadap rupiah, apalagi bila surplusnya lebih tinggi dari ekspektasi.
Selain itu, penguatan rupiah juga dipengaruhi oleh faktor global, yaitu rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang lebih rendah dari ekspektasi.
Data PPI AS Juli 2024 0,1% month on month (mom), lebih rendah dari e....
- Home
- Category
- POLKAM
- FOKUS
- EKONOMI
- MEGAPOLITAN
- OPINI
- SUARA ANDA
- NUSANTARA
- HUMANIORA
- INTERNASIONAL
- OLAHRAGA
- SELEBRITAS
- EDITORIAL
- PODIUM
- SELA
- EKONOMI DIGITAL
- PROPERTI
- KESEHATAN
- OTOMOTIF
- PUNGGAWA BUMI
- BELANJA
- JENDELA BUKU
- WAWANCARA
- TIFA
- PESONA
- MUDA
- IKON
- MEDIA ANAK
- TRAVELISTA
- KULINER
- CERPEN
- HIBURAN
- INTERMEZZO
- WEEKEND
- SEPAK BOLA
- KOLOM PAKAR
- GARDA NIRBAYA
- BULAKSUMUR
- ICON
- REKA CIPTA ITB
- SETARA BERDAYA
- EDSUS HUT RI
- EDSUS 2 TAHUN JOKOWI-AMIN
- UMKM GO DIGITAL
- TEKNOPOLIS
- EDSUS 3 TAHUN JOKOWI-AMIN
- PROMINEN
- EDSUS HUT 80 RI
- E-Paper
- Subscription History
- Interests
- About Us
- Contact
- LightDark
© Copyright 2020
Media Indonesia Mobile & Apps.
All Rights Reserved.