Aksi dua pesilat, Bennet James dan Edward Brown, asal Birmingham, Inggris, dimulainya rangkaian pembukaan Festival Warisan Budaya Takbenda (WBTB) atau Intangible Cultural Heritage Festival (ICHF), di Agamjua Art & Culture Kota Payakumbuh, pekan lalu. Dalam festival tersebut ditampilkan Tabuik, salah satu kesenian yang ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda. Tabuik merupakan warisan budaya berupa tradisi ritual masyarakat Pariaman, Sumatra Barat, sejak 2 abad lalu. Tradisi Tabuik adalah upacara untuk memperingati kematian Husein bin Ali yang meninggal pada saat berperang di Karbala.
Upacara ini digelar tiap tahun, di hari Asyura yang jatuh pada 10 Muharam dalam kalender Islam untuk memperingati kematian cucu Nabi Muhammad, Husein. Orang Minang pada umumnya menyebutkan kata Tabuik berasal dari kata Tabut dan orang Pariaman khususnya melafazkan Tabuik. Ini disebabkan pengaruh dialek Minang yang konsonan akhir huruf 't' akan dilafalkan 'ik' seperti takut menjadi takuik, larut menjadi laruik dan sebagainya.
Tabuik berasal dari bahasa Arab Melayu yang artinya peti atau keranda yang dihiasi bunga-bunga dan kain berwarna-warni dan kemudian dibawa berarak-arak keliling kampung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tabuik atau Tabut adalah sebuah peti yang terbuat dari anyaman bambu yang diberi kertas berwarna, kemudian dibawa arak-arakan pada ha....