POHON kelor, pohon yang banyak dikaitkan dengan hal supranatural, banyak dipandang sebelah mata walaupun ternyata khasiatnya luar biasa. Saat ini ada 13 spesies tanaman kelor di seluruh dunia dan Moringa oleifera merupakan spesies yang paling banyak diteliti sehingga banyak dikultivasi di seluruh dunia. Pohon kelor berasal dari India dan tersebar di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia, Asia, Afrika, Florida Selatan, Kepulauan Karibia, dan Amerika Selatan. Pohon kelor memiliki sebutan sesuai dengan negara atau daerah tempat tumbuh, seperti benzolive, drumstick tree, horseradish, mulangay, marango, sajna, kelor, saijihan, dan mlonge. Seluruh bagian tanaman kelor, dari biji, polong, daun dan akar, dapat dikonsumsi serta banyak digunakan di bidang agrikultur, industri, dan medis.
Daun kelor merupakan bagian pohon dengan nutrisi terbaik. Penelitian menyebut daun kelor mengandung protein sembilan kali lipat dari yoghurt. Asam amino esensialnya lebih tinggi ketimbang kedelai. Kandungan vitamin C-nya tujuh kali lipat dari jeruk dan vitamin A 10 kali lipat dari wortel sehingga daun kelor bisa menjadi sumber B-carotene, vitamin C dan E, juga polifenolik. Daun kelor juga mengandung kalsium, magnesium, kalium, mangan, fosfor, zinc, natrium, kuprum, dan besi dalam jumlah tinggi. Kandungan kalsium daun kelor sekitar 17 kali lipat dari susu, kalium 15 kali lipat dari pisang dan besi 25 kali dari bayam. Hasil pemeriksaan menunjukkan, 73% kalsium daun kelor akan diserap dan 59% dipertahankan tubuh sehingga disimpulkan tepung daun kelor merupakan alternatif yang baik sebagai sumber tambahan kalsium ketika susu tidak tersedia.
Lengkapnya kandungan nutrisi daun kelor menyebabkan banyak penelitian dilakukan untuk meneliti efek daun kelor terhadap stunting, terutama di daerah India dan Afrika. Penelitian mengenai penambahan bubuk daun kelor bagi anak stunti....