EKONOMI

Tarif Pungutan Ekspor CPO Turun Jadi 7,5 Persen

Jum, 22 Nov 2024

KETUA Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono menilai, penurunan tarif pungutan ekspor menjadi 7,5% dari sebelumnya 11% mampu meningkatkan ekspor minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia. Menurutnya, kebijakan tersebut memberikan dampak positif bagi para pengusaha di tengah tingginya beban industri sawit.

Ia menilai langkah pemerintah itu akan mendukung daya saing ekspor sawit Indonesia di pasar global. Ia juga menegaskan, permintaan terhadap CPO tetap tinggi, meski dihadapkan pada persaingan dengan minyak nabati lainnya.

“Kami berharap tarif pungutan ekspor dapat diturunkan lebih jauh lagi. Namun, kami juga menyadari pentingnya tarif pungutan tersebut guna mendukung program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang menjadi prioritas pemerintah,” terangnya usai menghadiri Sosialisasi Pelaksanaan Eksportasi dan Pungutan Ekspor atas Kelapa Sawit, CPO dan Produk Turunannya di Surabaya, Jawa Timur, kemarin.

Ia mengungkapkan, data ekspor menunjukkan peningkatan pada Oktober 2024 yang mencerminkan dampak positif kebijakan tarif pungutan ekspor.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik(BPS), nilai ekspor CPO dan turunannya mencapai US$2,37 miliar pada Oktober 2024. Nilai ekspor CPO mengalami peningkatan 70,90% secara bulanan (mtm) jika dibandingkan bulan sebelumnya, dan secara tahunan meningkat 25,35% (yoy).

Dengan penyesuaian tarif itu, Gapki berharap ekspor CPO Indonesia terus meningkat dan industri sawit tetap menjadi tulang punggung ekspor nasional.

“Artinya kita juga ingin meningkatkan ekspor karena demand itu tidak berhenti. Walaupun mereka ada minyak lain, tetapi sawit itu tidak tergantikan. Ada beberapa yang industri itu tidak bisa menggunakan minyak lain selain sawit,” terang Eddy.

Di kesempatan yang sama, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyebut total penyaluran dana Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) mencapai Rp9,83 triliun selama periode 2017 sampai dengan Oktober 2024.

Dana tersebut disalurkan untuk lahan seluas 351.267 hektare (Ha) yang melibatkan 157.883 pekebun.

“Sementara untuk program dukungan sarana dan prasarana, BPDPKS telah menyalurkan dana sebesar kurang lebih Rp258 miliar,” kata Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman.

Ia mengatakan, kedua program itu dijalankan guna meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit Indonesia.

Selain itu, BPDPKS juga memiliki program pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas para pekebun, baik dari segi teknis maupun kemampuan manajerial.

Sampai dengan Oktober 2024, BPDPKS mencatat telah menyalurkan dana sebesar Rp697 miliar untuk program pengembangan SDM, dengan penerima manfaat sebanyak 9.265 mahasiswa yang berasal dari ke....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement