KITA sering mendengar kata-kata ‘tidak tahu diri’, ‘kacang lupa kulitnya’, atau ‘air susu dibalas dengan air tuba’. Ungkapan itu kurang lebih untuk menggambarkan sikap dan perilaku tidak bijak seseorang terhadap pihak lain yang telah berbuat baik kepadanya.
Seperti yang dipertontonkan seorang politikus terhadap pemimpin sebuah parpol baru-baru ini. Kenapa dunia ini mesti ada orang model demikian? Barangkali itu memang sudah menjadi kodrat wataknya. Watak tentu sulit diubah, berbeda dengan watuk (batuk) yang bisa disembuhkan.
Menilik dunia wayang, titah berwatak asor (buruk) seperti itu dipersonifikasikan pada diri Suman alias Sengkuni. Ia menyadari bahwa pribadinya itu tidak baik, tetapi bagi dirinya justru anugerah. Modal untuk ....