TOKOH oposisi Rusia Ildar Dadin tewas saat berperang di pihak Ukraina. Kematian Dadin dikonfirmasi oleh salah seorang temannya bernama Ilya Ponomarev yang hidup dalam pengasingan. Ponomarev dan sejumlah media Rusia menyebut Dadin tewas di lini depan medan pertempuran.
“Dengan penyesalan yang mendalam, saya harus menginformasikan bahwa Ildar Dadin--dengan nama panggilan Gandhi--meninggal kemarin dalam pertempuran di wilayah Kharkiv di timur laut Ukraina,” kata mantan anggota parlemen Rusia itu.
Dalam kesedihannya, Ponomarev mendeskripsikan Dadin sebagai pejuang yang tangguh dan tidak mengenal rasa takut. Dadin, sambung Ponomarev, secara gagah berani bertarung di garis terdepan untuk menghadapi Putinisme.
Kematian Dadin juga dikonfirmasi di Telegram oleh salah seorang jurnalis Rusia, Ksenia Larina, dan beberapa media independen Rusia lainnya.
Dadin merupakan aktivis anti-Kremlin yang pernah dipenjara di Rusia karena memprotes Presiden Vladimir Putin. Ia bahkan menjadi warga Rusia pertama yang dihukum dengan undang-undang Tahun 2014 yang membatasi protes di negara tersebut.
Dadin kemudian divonis 2,5 tahun penjara di Rusia pada 2015 atas dakwaan seorang diri mengorganisir protes melawan pemerintahan yang sah. Selama berada di kamp tahanan, Dadin disiksa dan dihina oleh sipir penjara.
Pengakuan itu disampaikan melalui sebuah surat yang diterbitkan oleh media independen Meduza pada 2016.
Di sisi lain, pengadilan di Rusia menghukum salah seorang warga negara Amerika Serikat, Stephen Hubbard, 72, atas tuduhan menjadi tentara bayaran untuk Ukraina. Vonis tersebut diberitakan oleh Kantor Berita Rusia, TASS, kemarin.
Hubbard yang berasal dari Michigan divonis 6 tahun 10 bulan penjara. RIA Novosti, media pemerintah Rusia, memberitakan Hubbard telah mengaku bersalah pada bulan lalu.
Jaksa Rusia menuduh Hubbard bertempur bersama Ukraina di kota penting Izyum, setelah menandatangani kontrak sekitar $1.000 per bulan, menurut laporan RIA sebelumnya. Ia ditahan oleh pasukan Rusia pada April 2022.
Sementara itu, Kejaksaan Agung Ukraina mengumumkan telah membuka penyelidikan terkait dengan dugaan “eksekusi massal terbesar” terhadap tawanan perang oleh militer Rusia sejak dimulainya invasi besar-besaran Moskow pada Februari 2022.
Salah seorang pejabat Kejaksaan Agung Ukraina, Yuriy Belousov, mengeklaim sudah mendokumentasikan bukti eksekusi terhadap 93 tentara Ukraina yang ditahan Rusia. Belousov bertugas menyelidiki kejahatan perang terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina.
“Sekarang kami memiliki informasi tentang kematian 93 tentara kami yang dieksekusi di medan perang,” kata Belousov kepada Yedyniy Novyny, sebuah siaran yang menggabungkan beberapa saluran televisi Ukraina.
Belousov menambahkan, jumlah eksekusi mulai meningkat pada bulan November lalu ketika terjadi perubahan sikap tentara Rusia terhadap militer Ukraina yang menjadi tahanan perang. Sekitar 80% eksekusi tercatat berlangsung selama 2024.
Menurut pernyataan resmi yang diterbitkan di saluran Telegram Kejaksaan Agung Ukraina, pasukan Rusia baru-baru ini membunuh 16 tahanan perang di dekat desa Mykolayivka dan Sukhiy Yar di distrik Pokrovsk, wilayah Donetsk.
Berdasarkan hukum humaniter internasional, mengeksekusi tentara yang menyerah dianggap s....
- Home
- Category
- POLKAM
- FOKUS
- EKONOMI
- MEGAPOLITAN
- OPINI
- SUARA ANDA
- NUSANTARA
- HUMANIORA
- INTERNASIONAL
- OLAHRAGA
- SELEBRITAS
- EDITORIAL
- PODIUM
- SELA
- EKONOMI DIGITAL
- PROPERTI
- KESEHATAN
- OTOMOTIF
- PUNGGAWA BUMI
- BELANJA
- JENDELA BUKU
- WAWANCARA
- TIFA
- PESONA
- MUDA
- IKON
- MEDIA ANAK
- TRAVELISTA
- KULINER
- CERPEN
- HIBURAN
- INTERMEZZO
- WEEKEND
- SEPAK BOLA
- KOLOM PAKAR
- GARDA NIRBAYA
- BULAKSUMUR
- ICON
- REKA CIPTA ITB
- SETARA BERDAYA
- EDSUS HUT RI
- EDSUS 2 TAHUN JOKOWI-AMIN
- UMKM GO DIGITAL
- TEKNOPOLIS
- EDSUS 3 TAHUN JOKOWI-AMIN
- PROMINEN
- E-Paper
- Subscription History
- Interests
- About Us
- Contact
- LightDark
© Copyright 2020
Media Indonesia Mobile & Apps.
All Rights Reserved.