CALON jemaah haji diminta untuk mewaspadai ancaman heat stroke saat prosesi puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) karena cuaca diperkirakan bisa mencapai 44 derajat celsius pada siang hari. Puncak ibadah haji dilaksanakan mulai hari ini hingga 1 Juli 2023.
“Jemaah haji perlu mewaspadai heat stroke terutama saat wukuf di Arafah dan di Mina untuk lontar jamrah selama tiga hari,” ujar Kepala Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah Tri Atmaja, kemarin.
Heat stroke adalah kondisi tubuh tidak dapat mengontrol suhu tubuh. Kondisi itu terjadi karena paparan panas dengan suhu tinggi secara langsung sehingga menyebabkan kenaikan suhu inti tubuh hingga lebih dari 40 derajat celsius. Jika tidak segera ditangani, dapat mengakibatkan kerusakan organ, seperti otak, jantung, dan ginjal.
“Hal terpenting dalam penanganan heat stroke ialah penemuan kasus yang cepat dan penanganan sesegara mungkin sebelum terjadi komplikasi lebih lanjut dari kondisi heat stroke,” kata Tri Atmaja.
Kementerian Kesehatan memastikan kesiapan obat-obatan dan alat kesehatan yang akan mendukung pelayanan kesehatan jemaah calon haji saat prosesi puncak haji di Armuzna.
“Kami siapkan sekitar 60 koli obat-obatan untuk layanan kesehatan di Pos Kesehatan (Poskes) yang ada di Arafah dan Mina,” ujar Koordinator Obat dan Perbekalan Kesehatan PPIH Bidang Kesehatan Kemenkes Breni Setyoko.
Sebanyak 200 ribu lebih jemaah haji Indonesia mulai diberangkatkan ke Arafah, kemarin. Mereka menjadi bagian dari lautan jemaah haji yang jumlahnya diperkirakan mencapai lebih dari 2,5 juta jemaah, terbesar sepanjang sejarah penyelenggaraan haji dunia.
“Hari ini, 26 Juni 2023, secara bertahap dari pagi hingga sore, jemaah diberangkatkan ke Arafah untuk menjalani puncak haji, yaitu wukuf, dilanjutkan bermalam di Muzdalifah dan Mina,” ungkap Jubir PPIH Pusat Akhmad Fauzin.
![undefined](https://micms.mediaindonesia.com/storage/app/media/FOTO/Operator/01-Waspada Heat.jpg)