KESEHATAN

Pendidikan Kedokteran

Rab, 15 Jun 2022

PENDIDIKAN kedokteran merupakan topik pembicaraan yang tidak lekang oleh waktu. Setiap saat selalu seru untuk dibicarakan meskipun tidak jarang ada perasaan sedih muncul. Apalagi bila dikaitkan dengan perjalanan menjadi seorang dokter, dokter spesialis, dan subspesialis. Panjang dan berliku sekali jalan yang harus ditempuh. Berhubung saya mengalaminya, ada baiknya saya bagi kisahnya sedikit di sini.

Seorang pemuda yang ingin menjadi dokter umum harus menempuh pendidikan 5-6 tahun, empat tahun untuk meraih gelar sarjana kedokteran (SKes) kemudian menjalani kepaniteraan, disebut koasisten (koas), 1-2 tahun untuk menyandang gelar dokter. Dilanjutkan intership atau praktik ke RS atau puskesmas daerah satu tahun, baru bisa praktik sebagai dokter umum. Untuk menjadi dokter spesialis harus menempuh pendidikan calon spesialis (residen) empat tahun, untuk mengambil subspesialisasi (konsultan) harus menambah dua tahun, total waktu 12 tahun. Pandangan umum menjadi dokter itu enak dan banyak uang tanpa terpikirkan perjuangan selama 12 tahun itu.

Salah satu masalah pendidikan kedokteran, selain waktu panjang yang dibutuhkan, ialah biaya. Biaya mahal masih menjadi stereotipe sekolah kedokteran. Ada banyak cerita orangtua harus menjual aset agar anak mereka bisa masuk pendidikan di kedokteran. Banyak anak yang berprestasi, tapi tidak bis....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement