SEBUAH gerobak kayu reyot berwarna cokelat terparkir di atas trotoar jalan sekitar Pasar Slipi, Jakarta Barat, Minggu (19/11) siang. Di dekatnya seorang pria tua berambut hitam keputihan dengan celana pendek sibuk mencari botol bekas atau barang lainnya yang dirasa masih bernilai ekonomis.
Ia Suratman, 59, warga Indramayu, Jawa Barat, yang mengadu nasib ke Jakarta sejak awal 2000. Sengatan sinar sang surya dan keringat yang terus menetes di tubuhnya dianggap sebagai ujian hidup untuk tetap bertahan di Ibu Kota.
Sembari memasukkan barang rongsok seperti kardus, botol plastik, dan besi ke gerobaknya, dia menceritakan nasibnya hingga menjadi 'manusia gerobak'. Kala itu, dengan kondisi hidup sebatang kara karena ditinggal mati oleh kedua orangtuanya, Sur....