SEHARI seusai perayaan Natal, sebuah toko yang menjejerkan berbagai sampul album dari berbagai musikus Indonesia dan internasional itu tetap beroperasi. Beberapa pembeli juga terlihat memilih-milih rilisan piringan hitam di rak. Di lantai dua, melewati tangga yang memajang poster The Rolling Stones dan Kurt Cobain berdampingan, telah menunggu laki-laki berkacamata dengan kaus hitam bertulis 'PHR Pressing'.
Ia Johan Mantiri, sosok di balik berdirinya toko piringan hitam (vinyl) PHR di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan. Itu toko keduanya setelah toko pertama hadir di Senayan Trade Center (STC), Jakarta, pada 2014. PHR Bintaro baru hadir sejak dua tahun silam.
Om Jo, sapaan akrabnya, memulai bisnis piringan hitam pada 2012 bersama sang anak, Clement Arnold. Waktu itu ia belum membuka toko. Piringan hitam koleksi pribadi itu mereka jual secara daring, lewat berbagai platform seperti Facebook, <....