PILKADA 2024 yang diwarnai dengan rendahnya partisipasi pemilih dan sejumlah kemenangan kotak kosong melawan calon tunggal bisa dimaknai sebagai ekspresi ketidakpuasan masyarakat terhadap proses dan hasil politik yang dianggap tidak membawa perubahan signifikan.
Dalam pandangan peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Annisa Alfath, kekecewaan terhadap kualitas kandidat, kurang transparansi, dan lemahnya keterlibatan politik yang bermakna telah membuat masyarakat merasa kurang mendapatkan manfaat positif dari pelaksanaan pesta demokrasi tersebut.
"Adanya calon tunggal di 37 daerah menunjukkan partisipasi partai politik dalam mencalonkan kandidat sering kali cuma bersifat formalitas sehingga tidak ....