PERJALANAN apostolik ke-45 di Asia-Pasifik akan menjadi yang terjauh bagi pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia yang juga Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus. Dia akan menempuh perjalanan melalui jalur udara sepanjang 32.186 kilometer yang meliputi Vatikan-Indonesia-Papua Nugini-Timor Leste-Singapura.
Selama 12 hari atau hingga 13 September, tur ambisius Paus Fransiskus ini diyakini akan menjadi berita utama di lebih dari 40 media massa di seluruh dunia. “Ini adalah unjuk kekuatan Paus Fransiskus,” kata Massimo Faggioli, seorang akademisi Italia, dilansir dari Guardian, kemarin.
Tur ini semula direncanakan pada 2020 namun ditunda karena pandemi virus Corona. Menurut Direktur Program Indo-Pasifik di Wilson Center, Washington, Amerika Serikat, Shihoko Goto, kunjungan yang dilakukan di tengah sejumlah masalah kesehatan yang dihadapi Paus Fransiskus ini menunjukkan pentingnya Asia bagi gereja.
Paus Fransiskus akan memanfaatkan seluruh agenda tur ini untuk menekankan pesan-pesan utama yang kini menjadi tantangan dunia. Misalnya, kata dia, mengenai pentingnya mengatasi ancaman perubahan iklim yang sudah dirasakan banyak penduduk dunia mulai dari kenaikan permukaan air laut, gelombang panas, serta topan dengan intensitas makin parah.
Setelah menyelesaikan seluruh agenda di Indonesia mulai hari ini hingga Jumat (6/9), Paus Fransiskus kemudian akan bertolak ke Papua Nugini, kemudian singgah di Timor Leste untuk merayakan misa di lapangan terbuka tepi pantai yang sama dengan tempat Paus Yohanes Paulus II mempersembahkan liturgi pada 1989.
Sebagai rumah bagi penduduk yang mayoritas beragama Katolik, Timor Leste mungkin akan memaksa Paus Fransiskus untuk menghadapi skandal pelecehan seksual yang dilakukan oleh para pendeta. Pada 2022, Vatikan mengonfirmasi bahwa mereka telah menjatuhkan sanksi terhadap uskup Carlos Ximenes Belo, seorang pahlawan kemerdekaan Timor Leste karena melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki pada 1990-an.
Perkuat hubungan
Kunjungan terakhir Paus Fransiskus di Asia-Pasifik adalah ke Singapura, tempat tiga perempat penduduknya berasal dari Tiongkok. Para analis menggambarkan penghentian tersebut sebagai bagian dari upaya Vatikan untuk meningkatkan hubungannya dengan Tiongkok, yang merupakan rumah bagi sekitar 12 juta umat Katolik.
Pekan lalu, Vatikan melaporkan kepuasan mereka setelah Tiongkok secara resmi mengakui uskup Tianjin, Melchior Shi Hongzhen, yang dilantik Vatikan pada 2019. Takhta Suci menggambarkan pengakuan resmi Tiongkok terhadapnya berdasarkan hukum perdata sebagai buah positif dari dialog yang terjalin selama bertahun-tahun antara Tahta Suci dan pemerintah Tiongkok.
Saat ini, gereja di Singapura mendukung 395 ribu umat Katolik melalui 29 gereja paroki, tiga gereja keagamaan, 53 sekolah, 47 organisasi kemanusiaan, dan dua lembaga kesehatan. Selain mewartakan kabar baik tentang Yesus Kristus, semua gereja terus berkontribusi pada kekompakan sosial Singapura melalui partisipasi aktif dalam dialog antaragama, serta dalam membentuk moral masyarakat dengan memperjuangkan nilai-nilai keluarga dan martabat kehidupan.
Gereja di Singapura bersifat multiras dan multibahasa. Misa sebagian besar dirayakan dalam bahasa Inggris, tetapi juga dalam bahasa lokal lainnya dan dalam ....