BERAGAM warna menghiasi layar yang terkembang. Para nelayan sigap mengarahkan layar mengikuti angin agar perahu terus melaju di tengah gempuran ombak. Mereka saling beradu keahlian dalam mengemudikan perahu membelah lautan.
Terik panasnya matahari tidak menyurutkan semangat ratusan warga yang turut menyaksikan kegiatan lomba perahu layar di Pantai Bamba di Kelurahan Panau, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu, kemarin.
Tradisi perlombaan perahu layar ini masih terus dilakukan oleh masyarakat. Perlombaan yang bertajuk Berani Race 2024 ini digelar oleh bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid dan Reny A Lamadjido.
Ketua Panitia Syukur Lembah menceritakan, lomba ini merupakan tradisi turun-temurun yang diwariskan oleh nenek moyang para nelayan di Panau.
“Lomba ini sebagai bentuk pelestarian warisan budaya nenek moyang kami, dan kami akan terus menyelenggarakannya setiap tahun,” ujarnya.
Ajang ini bukan sekadar kompetisi, melainkan juga menjadi sarana untuk memperkuat rasa kebersamaan di antara masyarakat pesisir.
Membangkitkan kembali tradisi ini tak sepenuhnya berjalan mulus. Sejak 2019, rencana menggelar lomba ini tertunda karena berbagai tantangan, termasuk kesulitan Anwar Hafid dalam mendapatkan perahu dan dampak dari tsunami yang melanda wilayah tersebut.
“Karena tsunami, kami belum menggelar lomba ini. Namun, dengan dukungan penuh dari pasangan Anwar-Reny, kami akhirnya bisa melanjutkan tradisi ini,” tambah Syukur.
Pada beberapa tahun sebelumnya, perlombahan kerap diikuti banyak nelayan. Namun, tahun ini perlombaan hanya diikuti 37 peserta. Kendati demikian, antusiasme peserta hingga warga yang menyaksikan tidak surut.
Koordinator lomba, Farhan Rahman, mengaku pentingnya acara ini sebagai bentuk dukungan terhadap komunitas lokal yang mencintai budaya dan tradisi perahu tradisional.
Lomba Berani Race 2024 dibagi menjadi dua seri, yakni Seri A yang dimulai dari Desa Lero dan berakhir di Pantai Bamba dengan jarak tempuh sekitar 30 kilometer, diikuti oleh 20 peserta.
Kemudian, Seri B yang dimulai dari Desa Pangga, Kabupaten Donggala, berakhir di Pantai Bamba dengan jarak tempuh 17 kilometer serta diikuti oleh 17 peserta. Tak lupa, hadiah jutaan rupiah diberikan kepada para pemenang. “Dengan semangat yang mengalir dalam setiap layar yang terbentang di atas laut, masyarakat pesisir Sulteng menunjukkan bahwa tradisi tidak hanya untuk dikenang, tetapi untuk terus dirayakan, diwariskan, dan diperjuangkan,” sambung....