INTERNASIONAL

Bangun Jatuh Takhta Keluarga Shinawatra

Kam, 03 Jul 2025

KELUARGA miliarder Thailand, Shinawatra, menjadi kekuatan dominan dalam politik negeri itu selama lebih dari 25 tahun. Perjalanan politik keluarga ini dimulai Thaksin Shinawatra yang membangun kekayaan dari sektor telekomunikasi sebelum memasuki politik.

Terpilih sebagai perdana menteri pada 2001 dan kembali menang pada 2005, dia menjadi pemimpin pertama yang meraih mayoritas mutlak di parlemen lewat partai Thai Rak Thai. Kebijakan populisnya, terutama untuk perdesaan, membangun basis loyalitas kuat. Namun, ia juga memicu kemarahan kalangan militer dan pendukung monarki yang menilainya sebagai ancaman terhadap tatanan tradisional.

Kudeta militer pada 2006 menggulingkan Thaksin saat ia sedang berada di luar negeri. Setelah kudeta, Thai Rak Thai dibubarkan oleh pengadilan. Muncul penggantinya, Partai Kekuatan Rakyat, memenangkan pemilu dan sempat mengantar saudara iparnya, Somchai Wongsawat, menjadi perdana menteri.

Setelah partai ini juga dibubarkan, ada Pheu Thai yang mengusung Yingluck Shinawatra, adik Thaksin, ke kursi perdana menteri pada 2011. Yingluck kerap disebut tidak kompeten dan Thaksin pernah menyebutnya sebagai kloningnya. Meski mencoba berdamai dengan militer, upaya Yingluck mengesahkan undang-undang amnesti bagi Thaksin memicu protes besar.

Gelombang demonstrasi ini berujung kekerasan dengan puluhan korban jiwa dan ratusan luka-luka. Pada 2014, pengadilan mencopot jabatan Yingluck. Militer kembali mengambil alih pemerintahan.

Thaksin mengalihkan perannya kepada putri bungsunya, Paetongtarn Shinawatra, yang sebelumnya berkecimpung di industri perhotelan. Selama kampanye pemilu 2023, Paetongtarn tampil aktif--meskipun sedang hamil--memimpin kampanye Pheu Thai yang akhirnya berada di posisi kedua.

Namun, partainya berhasil membentuk koalisi dengan partai-partai pro-militer. Paetongtarn pun diangkat menjadi perdana menteri pada Agustus. Seperti Yingluck sebelumnya, ia disebut-sebut hanya sebagai boneka ayahnya. Mahkamah Konstitusi menangguhkan jabatannya pada Selasa (1/7), menyusul penyelidikan atas tindakannya dalam sengketa diplomatik dengan Kamboja.

Setelah bertahun-tahun mengasingkan diri di Dubai, Thaksin kembali ke Thailand pada hari ketika Pheu Thai mengambil alih kekuasaan. Hal ini memunculkan dugaan bahwa kepulangannya bagian dari kesepakatan politik. Ia langsung dijatuhi hukuman delapan tahun penjara, tetapi dalam hitungan jam dipindahkan ke rumah sakit polisi.

Tak lama kemudian, ia menerima pengampunan dari raja tanpa harus menjalani hukuman penjara secara penuh. Pada Selasa, Thaksin diadili atas tuduhan pencemaran nama baik terhadap kerajaan. Jika terbukti bersalah, ia bisa dijatuhi hukuman hingga 15 tahun penjara.

Analis politik Thailand, Thitinan Pongsudhirak, menyebut masa depan keluarga Shinawatra kini berada di ujung tanduk. “Keluarga Shinawatra telah dilemahkan secara sistematis hingga daya tarik massanya dalam politik T....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement