KESEHATAN

Berpuasa untuk Jiwa dan Tubuh

Rab, 13 Mar 2024

PUASA itu ancient ritual, telah dilakukan manusia sejak zaman dahulu kala. Praktik puasa memiliki akar yang dalam dalam sejarah manusia dan telah digunakan untuk berbagai tujuan termasuk alasan spiritual, kesehatan, dan budaya.

Salah satu bukti awal tentang puasa berasal dari Yunani kuno, di mana puasa diyakini memiliki manfaat fisik dan spiritual. Filosof Yunani seperti Pythagoras dan Plato mempromosikan puasa sebagai cara untuk membersihkan tubuh dan pikiran. Selain itu, teks-teks kuno India seperti Weda menyebutkan puasa sebagai cara untuk membersihkan tubuh dan pikiran. Dalam agama Islam, berpuasa merupakan kebiasaan yang telah dilakukan oleh para Nabi dan orang-orang saleh sejak dahulu kala.

Saat ini, penganut berbagai agama mempraktikkannya. Tujuannya sama, mendekatkan diri kepada Tuhan dan mengembangkan solidaritas sosial terhadap sesama. Cuma dalam setiap zaman dan agama cara pelaksanaannya berbeda-beda. Ada yang berpuasa hanya dalam beberapa jam dalam satu hari (simple fasting) tetapi adapula yang berpuasa hingga 24-48 jam selama beberapa hari (warrior fasting).

Dalam Islam, puasa diwajibkan selama sebulan dalam bulan Ramadan.

Tujuan akhirnya menjadikan manusia takwa. Orang yang bertakwa akan memiliki automatic control, ada atau tidaknya saksi dan peraturan, mereka akan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan- Nya.

Berpuasa dapat memberikan berbagai hal positif. Pertama, penurunan kadar gula darah. Penurunan asupan makanan menyebabkan tubuh mulai menggunakan cadangan gula darah dan hati untuk memenuhi kebutuhan energi. Kedua, mobilisasi cadangan energi. Ketika cadangan glukosa dalam tubuh habis, tubuh mulai memecah lemak menjadi asam lemak dan keton sebagai sumber energi alternatif. Ketiga, penurunan berat badan. Keempat, puasa menyebabkan perubahan hormonal tubuh. Saat puasa terjadi penghematan energi tubuh. Metabolisme tubuh cenderung melambat.

Dan tidak kalah pentingnya adalah perubahan sistem pencernaan. Puasa memberikan waktu istirahat bagi sistem pencernaan. Produksi asam lambung berkurang, dan peristaltik usus dapat melambat.

Banyak fakta ilmiah mendukung hal ini. Penelitian menunjukkan dibanding orang tidak berpuasa, sel tubuh orang berpuasa hidup 83% lebih lama, kadar gula darah menurun 3-6% dan insulin menjadi lebih efektif 20-31%. Peningkatan sensitivitas insulin, tekanan darah, dan stres oksidatif terjadi pada pasien prediabetes yang berpuasa. Saat ini telah banyak systemtic review terkait manfaat puasa Ramadan. Dalam studi LORAN, puasa Ramadan menurunkan tekanan darah sistolik 7,3 mmHg dan tekanan darah diastolik 3,4 mmHg. Penurunan ini setara atau melebihi efek mengonsumsi satu obat anti-hipertensi. Berpuasa dapat meminimalkan penyakit hipertensi, diabetes dan sindrom metabolik. Penelitian lain menjelaskan orang berpuasa akan mengalami proses otofagi dan perkembangan sel-sel otak yang berperan memperlambat penyakit kanker dan Alzheimer.

Terlepas dari beragam bukti illmiah di atas, tujuan orang muslim berpuasa adalah menjadi insan takwa dan bukan untuk kesehatan. Manfaat kesehatan dianggap bonus, ada atau tidaknya itu bukan soal. Ramadan dianggap golden opportunity untuk menjadi takwa. Makanya jangan heran bila melihat masjid penuh saat bulan puasa. Mereka ingin mencari rida Allah. Dan....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement