KOLOM PAKAR

Bonus Demografi Datang dengan Persyaratan

Sen, 28 Apr 2025

DI negeri ini, waktu tampak sedang berbaik hati. Jumlah penduduk usia produktif saat ini berada dalam puncaknya, sebuah fase yang oleh para ahli disebut sebagai bonus demografi. Banyak yang menyambutnya dengan gegap gempita, menyebutnya sebagai peluang langka, sebagai pintu emas menuju Indonesia maju. Namun, di balik janji manis angka statistik itu, ada tantangan besar tersembunyi yang kerap luput dari wacana publik. Tulisan ini bukan untuk menghapus optimisme, melainkan untuk memperluas kesadaran. Itu karena hanya bangsa yang menyadari tantangannya yang mampu menata masa depannya.

Bonus demografi kerap kita anggap sebagai berkat otomatis, seolah hadirnya usia produktif dalam jumlah besar akan langsung mengantar kita pada kesejahteraan. Padahal kenyataannya tidak sesederhana itu. Usia produktif bukan jaminan produktivitas. Banyak di antara generasi muda hari ini justru berada dalam tekanan luar biasa. Tekanan untuk sukses, untuk menopang ekonomi keluarga, untuk menghadapi ketidakpastian pekerjaan, sekaligus menata masa depan dalam ruang hidup yang kian mahal. Yang terlihat ialah angka. Yang tersembunyi adalah kelelahan kolektif.

Dalam suasana itu, generasi ini diharapkan menjadi penopang kemajuan, tapi sering kali dilupakan bahwa mereka juga manusia biasa yang butuh ruang untuk bernapas, bukan sekadar bekerja. Maka itu, jangan heran bila di balik kata produktif justru tumbuh fenomena sunyi seperti kelelahan psikis, gangguan mental, dan rasa hampa di tengah hiruk pikuk digital. Bonus itu bisa menjelma menjadi ilusi bila kita....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement