IKON

Cintai Bahasa yang Kita Miliki

Kam, 28 Okt 2021

BERANGKAT dari keinginan untuk berkontribusi kepada masyarakat, Duta Bahasa Nasional 2021, Irfan Taofik dan Florie Aurantia, kini ingin menebar semangat Trigatra Bangun Bahasa, yaitu utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing.
Kecintaan mereka untuk memperkenalkan budaya Indonesia, termasuk bahasa, sudah ditunjukkan sejak jauh hari. Florie yang merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Hubungan Masyarakat di Universitas Indonesia ini menjalankan misi kebudayaan dengan menjadi UI Official Delegation for European Cultural Mission 2019. Sementara itu, Ivan berkesempatan mengajar sebagai guru bahasa Indonesia di sejumlah negara, salah satunya Indonesian Language Assistant at Cobden Technical School, Victoria, Australia, 2020.

Kepada Muda, Florie dan Ivan berbagi cerita perihal perjuangan menjadi Duta Bahasa, mulai level provinsi –mereka mewakili Jawa Barat-- sampai nasional. Keduanya juga membahas isu-isu kebahasaan yang krusial saat ini. Yuk, simak petikan obrolan kami via platform daring, Rabu (27/10).

Selamat atas keberhasilan menjadi Duta Bahasa Nasional 2021. Boleh diceritakan, apa saja tugas yang menanti kalian?

Ivan: Kami akan berkolaborasi dengan teman-teman yang juga sudah menjadi Duta Bahasa Nasional, lalu bermitra dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dalam menyemarakkan lagi Trigatra Bangun Bahasa dan sikap positif berbahasa di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Kami juga sedang memaksimalkan proker (program kerja) baru yang akan dilaksanakan Balai Bahasa Jawa Barat. Selain menjabat sebagai Duta Bahasa Jawa Barat, kami juga akan mempromosikan proker ini ke nasional.
Florie: Proker konkretnya masih dalam perbincangan, tapi sudah ada beberapa yang kami lakukan selama menjadi duta bahasa di provinsi. Aku dan Ivan membuat aplikasi pembelajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing, namanya Pralapa. Harapannya, ke depan kami bisa mengembangkan Pralapa, dan mungkin ada proker bersama teman-teman provinsi lainnya juga.

Apa yang memotivasi kalian untuk menjadi duta bahasa?
Florie
: Awalnya aku daftar menjadi Duta Bahasa Jawa Barat karena aku kuliah di Ilmu Hubungan Internasional. Aku berpikir bagaimana caranya bisa mengimplementasikan ilmu yang aku punya untuk hal-hal yang praktis dan berkontribusi untuk orang lain. Duta bahasa jadi peluang besar untuk aku bisa mengimplementasikan ilmu seputar diplomasi tersebut bagi pemartabatan bahasa Indonesia di luar negeri. Ini berkaca dari pengalamanku saat ikut misi budaya. Banyak orang di luar tahunya bahasa Indonesia itu bahasanya Bali.
Ivan: Pada 2020, saya menjadi guru BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) di Australia. Sebelumnya, pada 2017, saya juga berkesempatan menjadi guru bahasa Inggris di Filipina. Dari situ, saya ingin ikut serta membantu internasionalisasi bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia semakin populer, bahkan sudah dipelajari hampir di 41 negara, juga menjadi bahasa asing populer di media sosial. Jadi, bahasa dengan penutur terbanyak 10 besar di dunia. Maka dari itu, saya membutuhkan wadah untuk passion saya ini, tentunya di Duta Bahasa.

Bagaimana proses seleksi Duta Bahasa Nasional tahun ini?
Florie
: Proses seleksi ini cukup panjang ya prosesnya. Pertama, kita harus membuat Krida, semacam inovasi kebahasaan yang akan kami bawa kalau menjadi Duta Bahasa Nasional. Pralapa ialah Krida kami. Kedua, ada wawancara kebahasaan terkait dengan isu-isu kebahasaan. Lalu, wawancara bahasa asing, minat dan bakat, tes psikologis, wicara publ....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement