WEEKEND

Dari Hulu hingga ke Hilir

Min, 22 Mei 2022

“DI hadapan kopi, kita semua sama.” Begitulah kutipan dari seorang seniman, aktivis, penulis asal Nusa Tenggara Barat, Paox Iben Mudhaffar. Kutipan yang pas dalam menggambarkan pesan kesetaraan yang diusung Sunyi, sebuah kafe berkonsep sociopreneur.

Dididik sejak kecil untuk berjiwa sosial oleh orangtuanya, Mario Gultom, sang pendiri Sunyi, mengaku sedih dengan banyaknya penyandang disabilitas di Tanah Air yang tidak punya pekerjaan. Melalui kopi, Mario akhirnya menemukan sarana untuk mewadahi para penyandang disabilitas agar bisa lebih berdaya. “Ada dua alasan kenapa saya pilih bisnis kopi. Pertama, karena saya ialah orang riset. Riset menunjukkan kopi ialah jenis minuman yang akan menjadi life style di masyarakat. Alasan kedua ialah seni. Kopi itu punya nilai seni tinggi dan wadah komunikasi yang cocok untuk teman-teman disabilitas. Kita bisa menyampaikan komunikasi lewat racikan secangkir kopi khususnya bagi anak muda,” papar Mario.

Tidak mudah mewujudkan ide bisnisnya yang tercetus pada 2016 itu. Ia sempat kesulitan mendapat pemodal karena idenya dianggap berlebihan atau bahkan berisiko. Namun, ia tidak menyerah. Tiga tahun kemudian, Mario dengan berbekal modalnya sendiri plus sejumlah teman-teman kampusnya, mendirikan Sunyi Coffee pada April 2019. Mereka mempelajari bahasa isyarat dan mengajak berbagai organisasi s....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement