DIREKTUR Eksekutif Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) Wahyudi Djafar mengingatkan adanya potensi data pemilih yang bisa disalahgunakan dalam Pemilu 2024. Ia mengatakan pada satu sisi data pemilih merupakan data terbuka yang bisa diakses siapa pun guna menjamin pemilihan yang adil dan akuntabel. Namun, di sana ada risiko besar eksploitasi data pemilih, tidak hanya aktor politik, tapi juga pihak swasta dengan motif ekonomi.
Menurutnya, seiring maraknya penggunaan internet, akun media sosial menjadi salah satu yang digunakan untuk mendapatkan data perilaku pemilih dan target kampanye politik. "Beberapa kasus dari risiko kampanye politik di media sosial seperti Cambridge Analytic yang menggunakan 50 juta data penguna Facebook untuk membuat profil kepribadian pemilih," ujarnya dalam diskusi webinar bertajuk Perlindungan Data Pribadi pada Pemilu 2024, kemarin.
Wahyudi mengatakan praktik penyalahgunaan data pemilih akan berdampak pada ketidakpercayaan publik karena adanya keraguan pada hasil pemrosesan data. Selain itu, di beberapa pemilu antara lain Amerika Serikat, hal itu meningkatkan angka golp....