OPINI

Dengue Digital

Sen, 06 Mei 2024

KEMENTERIAN Kesehatan RI mencatat pada 1 Maret 2024 terdapat hampir 16.000 kasus demam berdarah dengue (DBD atau dengue) di 213 kabupaten/kota di Indonesia dengan 124 kematian. Kasus DBD terbanyak tercatat terjadi di Tangerang, Bandung Barat, Kota Kendari, Subang, dan Lebak. Keadaan ini diperkirakan terus berlanjut sampai bulan Mei seiring dengan musim hujan setelah El Nino. Meskipun DBD dapat disembuhkan, kita perlu waspada kemungkinan komplikasi terjadinya dengue shock syndrome (DSS) yang bisa berujung kematian. Bagaimana layanan pasien dengue dalam era digital ini?


Perangkat digital seharusnya dapat digunakan oleh para dokter dalam menuntaskan dengue di faskes primer (FKTP) dan memprediksi kegawatan agar kasus DSS tidak terlambat untuk dirujuk ke RS (FKTL). Meski demikian, perangkat digital untuk dengue, saat ini baru dimanfaatkan dalam aktivitas nonklinik, yakni dalam aspek administrasi dan kebijakan. Misalnya Dengue Track, digital disease surveillance and eHealth buatan Harvard Medical School and Boston Children’s Hospital, Amerika Serikat, tahun 2014. Juga Digital Disease Detection, sebuah program surveilans digital di Filipina, Pakistan, Sri Lanka, dan Puerto Riko sejak 2014, dalam pengawasan, pencegahan, dan pengendalian dengue untuk melakukan interv....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement