BEBERAPA karya sastra Indonesia meraih apresiasi tinggi dan mendunia. Sebut saja karya fenomenal tetralogi buruh, antara lain Bumi Manusia oleh Pramoedya Ananta Toer yang sudah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa seperti Jepang, Italia, Norwegia, Portugal, dan lainnya. Selain itu, ada pula novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang melejit di mancanegara dan sudah diterjemahkan ke dalam 25 bahasa. Namun, mimpi untuk menjadikan sastra sebagai diplomasi global masih terganjal dengan minimnya penerjemah karya sastra Indonesia ke bahasa lain.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengakui talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit. Hal itu, kata dia, merupakan konsekuensi dari belum optimalnya keterhubungan antara ekosistem sastra dan perbukuan Indonesia dalam lanskap global. "Kita, nih, kurang sekali penerjemahan karya sastra kita, terutama ke dalam bahasa Inggris. Ini salah satu mengapa karya-karya kita ini kurang dikenal. Banyak sekali karya-karya bagus, sebut saja dari zaman Pujangga Lama, Pujangga Baru, Balai Pustaka, dan lain-lain yang tidak diterjemahkan,” ungkapnya dalam acara Sastra Mendunia di Kantor Kementerian Kebuday....