HUMANIORA

Ekonomi Sirkular untuk Kurangi Sampah Fesyen

Kam, 18 Jul 2024

EKONOMI sirkular dapat menjadi salah satu solusi untuk meniminalisasi dampak industri fesyen yang berlebihan pada lingkungan.

Perwakilan Direktorat Lingkungan Hidup, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional /Badan Perencanaan Nasional (PPN/Bappenas) Asri Hadiyanti Giastuti mengatakan jumlah limbah pakaian kian bertambah seiring keberadaan fast fashion.

“Produksinya (pakaian) terus bertambah 2 kali lipat dalam 14 tahun dan jumlah (konsumsi) pakaian per kapita juga meningkat 60%,” ungkapnya dalam Forum Diskusi Denpasar (FDD) 12 bertajuk Fast Fashion dan Dampaknya Pada Lingkungan, kemarin.

Selain limbah pakaian, ia menyoroti emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari industri fesyen. Mulai dari proses produksi hingga distribusinya. “Dalam membuat pakaian resource-nya cukup tinggi. Mulai dari (penggunaan) air sampai bahan bahannya. Emisi gas rumah kacanya juga tinggi,” kata Asri.

Sejumlah negara di dunia seperti Belanda dan Prancis, terang Asri, sudah menuju ke tekstil sirkular dalam mengumpulkan sampah. Ia menjelaskan bahwa penerapan ekonomi sirkular tidak langsung membuang pakaian bekas, tapi mendaur ulangnya dan memprosesnya kembali menjadi barang baru.

“Ketika melakukan proses menuju barang baru tadi, akan terjadi penurunan jumlah bahan baku dalam produksinya. Kemudian kita juga bisa melihat bagaimana produk ini bertahan selama mungkin dalam rantai pasok,” terang Asri.

Di tempat yang sama, Founder & CEO PT. Daur Langkah Bersama (Pable) Aryen da Atma mengutip data dari Bapennas 2019, limbah tekstil mencapai 2 juta ton dan sayangnya 80% berakhir di tempat pembungan akhir tanpa didaur ulang.

Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Endang Warsiki menambahkan bahan kimia dari pakaian bisa digunakan lagi.

Namun, itu memerlukan biaya besar. Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hi dup DKI Jakarta Asep Kuswanto menjelaskan ekonomi sirkular merupakan konsep penting dalam kebijakan nasional untuk mengurangi limbah. Itu ia sampaikan dalam Festival Ekonomi Sirkular (F....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement