JIKA kita menelusuri ilmu kedokteran, menurut ilmu Conventional Medicine yang mendominasi dunia kedokteran (dipelopori kedokteran Barat), terdapat dua golongan dokter, yakni dokter umum dan dokter spesialis. Dokter umum mempelajari berbagai kelainan dan penyakit manusia secara umum. Jika penyakit berlanjut, pasien akan dirujuk ke dokter spesialis. Ilmu itu lebih mengutamakan pada penegakan diagnosis dan pengobatan simptomatik saja. Padahal sejatinya, manusia ialah makhluk dengan sistem organ yang tidak terpisahkan, satu kesatuan holistis: body, mind, and spirit are a whole.
Dr Willoughby Wade (1871), penulis pertama konsep ilmu Functional Medicine, menyatakan kemajuan bidang kedokteran cenderung memisahkan teori ilmiah kedokteran dasar dengan praktik ilmu kedokteran sederhana. Berbeda dengan Functional Medicine yang memadukan art and science karena setiap gejala yang muncul dari suatu gangguan merupakan akibat tidak sempurnanya fungsi suatu organ. Hebatnya, konsep yang dibuat Dr Wade itu ternyata masih dapat diterapkan hingga saat ini.
Tujuan Functional Medicine selalu berfokus dalam menemukan akar penyebab masalah perubahan fungsi fisik, metabolis, kognitif, dan perilaku yang dikenal sebagai kondisi penyakit. Konsep Functional Medicine ialah cara berpikir tentang pendekatan kompleks yang dimiliki seorang pasien, bukan serangkaian protokol pengobatan khusus, melainkan personalis....