HUMANIORA

Gangguan Penglihatan pada Anak masih Tinggi

Sel, 08 Okt 2024

GANGGUAN penglihatan masih menjadi beban kesehatan masyarakat secara global maupun nasional. Penyebab kebutaan pada anak sangat bervariasi mulai dari gangguan refleksi hingga amblyopia.

‘’Selain gangguan refleksi dan amblyopia, penyakit yang mengganggu fungsi penglihatan antara lain katarak dan glukoma diperkirakan 5%-20%, kebutaan pada anak disebutkan oleh katarak, dan sekitar 20.000-40.000 anak lahir dengan katarak kongenital,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Yudhi Pramono dalam konferensi pers secara daring, kemarin.

Sedangkan untuk glukoma pada anak, ini merupakan kondisi pediatrik yang jarang berjadi dan berhubungan dengan gangguan yang signifikan.

Amblyopia dan gangguan refraksi sering ditemukan berkaitan dengan dampak tambahan yang ditimbulkan pada glukoma pada anak.

Glukoma kongenital primer umumnya terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan dengan insiden diperkirakan 1-10.000 kelahiran.

“Lebih lanjut, pemberian kacamata pada anak yang membutuhkan dapat mengurangi kegagalan belajar hingga 44%,” ucapnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut sekitar 31,2 juta orang Indonesia mengalami gangguan penglihatan, dan 5,7 juta lainnya bahkan buta. Sayangnya angka tersebut tidak sebanding dengan dokter spesialis mata di Indonesia yang masih membutuhkan 2 ribu dokter spesialis mata.

Dengan begitu diharapkan peran masyarakat termasuk swasta untuk memberikan edukasi serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Hari Penglihatan Dunia atau World Sight Day diperingati setiap hari Kamis, Minggu ke-2 di bulan Oktober. Tahun i....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement