PRESIDEN telah memastikan dukungannya terhadap pembangunan transportasi yang terintegrasi tidak hanya di wilayah Jakarta, tetapi juga wilayah Jabodetabek sebagai wilayah aglomerasi. Dukungan tersebut dituangkan dalam Peraturan Presiden No 55/2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek.
Dalam perpres tersebut disebutkan rencana-rencana pembangunan infrastruk tur transportasi berikut rute-rutenya. Contohnya ialah MRT Jakarta yang direncanakan dibangun hingga 200 km.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar mengungkapkan saat ini pihaknya sedang melanjutkan pembangunan koridor Selatan-Utara Lebak Bulus-Bundaran HI ke Fase 2 A Bundaran HI-Kota. Rute ini juga akan berlanjut ke Fase 2B Kota-Ancol. Rute ini akan terintegrasi dengan Stadion Jakarta International Stadium (JIS).
Pembangunan rute Kota, kata William, juga akan terintegrasi dengan berbagai moda seperti KRL commuter line dan Trans-Jakarta. “Dalam prosesnya MRT Ja karta akan melakukan sejumlah pengem bangan di Kawasan Kota Tua,” kata William.
Kini pembangunan yang ditargetkan selesai pada 2025 itu sedang mengembangkan transit oriented development (TOD) di kawasan Kota. William menyebut pengembangan TOD di Kota dilakukan dengan mengembangkan terowongan transit yang sudah ada.
Nantinya Stasiun MRT yang ada di Kota Tua itu terintegrasi dengan underpass yang menghubungkan antarmoda transportasi lainnya, seperti Trans-Jakarta dan kereta api di Stasiun Kota.
“Stasiun MRT di Kota akan terhubung langsung dengan underpass sehingga ada entrance MRT yang muncul di Plaza Kota depan Stasiun Kereta Api Jakarta Kota,” jelas William.
Underpass tersebut akan ditingkatkan bersama dengan pembangunan stasiun dan entrance MRT.
Sementara itu, Stasiun Thamrin yang menjadi bagian dari rute Bundaran HIKo ta juga direncanakan akan menjadi stasiun transit yang terintegrasi dengan koridor Timur-Barat Cikarang-Balaraja.
Guna mempercepat wujud transportasi massal yang terintegrasi, cepat, dan modern, MRT Jakarta juga mengundang in vestor dari luar sebut saja dengan Inggris, Korea Selatan, hingga Jerman. Ketiga negara tersebut sudah puluhan tahun berpengalaman membangun transportasi massal.
Pusat-pusat integrasi baru juga turut dikembangkan saat ini seperti kawasan Dukuh Atas. Kawasan itu, lanjut William, akan menjadi pertemuan lebih dari 5 moda transportasi, yakni LRT Jakarta, LRT Jadetabek, MRT Jakarta, commuter line, KA Bandara, dan Trans-Jakarta.
Untuk itu, pihaknya mengembangkan TOD baru di kawasan tersebut dengan membangun Transport Hub dan jembatan penyeberangan multiguna (JPM). Tidak hanya bagi pengguna angkutan massal, Transport Hub dan JPM ini diharapkan juga memudahkan para pengguna sepeda hingga ojek daring yang ingin berpindah jalur maupun berpindah moda.
Konsep sirkulasi ditekankan bagi kemu dahan pengguna untuk bergerak cepat dari stasiun LRT Dukuh Atas ke arah sekitar Stasiun Sudirman atau Kawasan Berorientasi Transit Dukuh Atas ataupun sebaliknya.
Selain itu, JPM juga merupakan ruang kolaborasi warga dalam bentuk infrastruktur transportasi yang menghadirkan beragam fungsi serta fitur seperti jalur se peda dan tawang pandang (viewing deck) Jakarta.
JPM dibangun sepanjang 250 meter. Konstruksinya ditargetkan selesai bersamaan dengan rencana beroperasinya LRT Jadetabek pada Juni 202....