KETUA Tim Pengarah Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) Muhammad Nuh menekankan muktamar harus dilakukan secara sejuk dan penuh dengan musyawarah. Sebab, imbuhnya, jiwa dari muktamar adalah musyawarah.
“Musyawarah itu harus dikedepankan dulu sampai total. Baru kalau tidak ada cara lain, barulah voting,” kata Nuh dalam webinar pramuktamar bertajuk Proyeksi Kemandirian NU Menuju Abad Kedua, Kamis (25/11), seperti dikutip nu.or.id.
Ia juga mengajak agar para muktamirin dapat menghindari pertengkaran. Jika terjadi pertengkaran, NU akan kehilangan tiga hal sekaligus, yaitu energi, kesempatan atau peluang, dan keberkahan.
“Keberkahan itu ikut hilang. Saya kira ini harus kita dorong. Kalau ada apa-apa, ayo kita musyawarah. Usia 100 tahun tidak bisa musyawarah? Kan sudah sangat senior,” jelas Nuh.
Ia juga mengingatkan, kalau ingin memiliki kemandirian di usia satu abad, NU harus memainkan peran strategis untuk memungkinkan segala hal yang tidak mungkin. Menurutnya, jika masih bekerja di wilayah yang ‘mungkin’, NU tidak akan pernah menemukan terobosan.
“Harus kita geser, yang biasa bekerja di wilayah ‘mungkin’ maka sekarang mencari wilayah yang ‘tidak mungkin’ untuk dimungkinkan. Kalau itu bisa, insya Allah (kemandirian NU) segera terwujud,” katanya.
Ia pun menekankan bahwa NU harus segera melakukan transformasi aset yang bersifat intangible (tak berwujud) menjadi aset berwujud dan kekuatan yang nyata. Saat ini ia sedang membangun berbagai pemikiran strategis dengan mengundang para ahli dari kalangan pesantren, badan otonom, perguruan tinggi, atau orang per orang untuk diajak memikirkan strategi NU dalam memasuki 100 tahun kedua.
“Jadi ini sangat serius. Supaya kalau mesin-mesin ini bergerak dan beliau-beliau berkenan menyampaikan pandangan sehingga menambahkan ownership (rasa kepemilikan). Itu mahal,” ujarnya.
Dalam susunan panitia Muktamar Ke-34 NU, terdapat 11 ulama sepuh NU yang duduk di majelis tahkim. Posisi ini melengkapi susunan kepanitiaan selain penanggung jawab, penasihat, steering committee (SC), organizing committee (OC), dan bidang-bidang, serta komisi.
Majelis tahkim diketuai oleh KH Ma’ruf Amin dengan sepuluh anggotanya, yakni Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri, Mustasyar PBNU sekaligus Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur KH Anwar Manshur, Mustasyar PBNU sekaligus Rais Syuriyah PWNU Nusa Tenggara Barat TGH Turmudzi Badaruddin, dan Mustasyar PBNU KH Dimyati Rois. Selain itu, ada, Mustasyar PBNU Habib Lutfi bin Yahya, Rais Syuriyah PBNU KH Nurul Huda Jazuli, Mustasyar PBNU Abuya Muhtadi Dimyathi, Pengasuh Pesantren Nurul Cholil Bangkalan KH Zubair Muntashor, Rais Syuriyah PBNU KH Ali Akbar Marbun, dan Mustasyar PBNU Khotibul Umam.
....