POLKAM

Jurus Aji Mumpung Politikus

Sab, 14 Agu 2021

RAIHAN medali emas Greysia Polii/Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2021 dimanfaatkan sejumlah pejabat dan politikus sebagai mementum panjat sosial (pansos). Beragam baliho dan poster menjamur di media sosial.

Pengamat politik Ray Rangkuti melihat warganet Indonesia langsung menangkap maksud para pejabat dan politikus tersebut. Komentar negatif dan kritikan dari warganet pun dianggapnya hal wajar.

“Karena model pembuatan ucapan selamat itu, apa tidak patut, bahkan foto mereka terkadang jauh lebih besar dari makna pahlawan itu sendiri,” kata Ray Rangkuti.

Tak ayal, poster dan baliho itu dibalas dengan komentar menggelitik dan menjadi perbincangan para netizen. Beberapa netizen bahkan membuat fenomena ini menjadi meme baru. Bahkan poster ucapan selamat pejabat dan politisi untuk ganda putri bulu tangkis Indonesia itu banyak seliweran di media sosial. Sayang, poster ucapan selamat itu justru tampak seperti ajang kampanye. Sejumlah poster bahkan memampang wajah pejabat atau politisi yang berukuran lebih besar ketimbang Greysia/Apriyani.

Poster pejabat dan politisi pun ramai memenuhi lini masa sehingga menjadi sorotan netizen. Bukan tanpa sebab, mereka kebanyakan menampilkan ukuran foto yang lebih besar daripada Greysia/Apriyani sehingga tak sedikit pejabat dan politisi tersebut justru mendapatkan sarkasme netizen. Bahkan ada yang sampai merangkum kumpulan poster pansos pejabat dan politisi tersebut.

‘Nah, ya sudah dimulai gaes... Mari kumpulkan semua pejabat norak di lingkungan Anda di sini. Ini ada yang masangnya gak ikhlas banget kepalanya kepotong dong,’ tulis seorang pegiat Twitter @adriansyahyasin dalam kicauannya.

“Dari ketum partai, rektor UIN, pengusaha, sampai pengurus ranting partai lengkap menyelamatkan kemenangan dengan muka masing-masing,” lanjut cuitan akun @Adriansyahyasin.

Sama dengan Ray Rangkuti, pengamat politik Universitas Al-A zhar Indonesia Ujang Komarudin menilai tidak elok jika politisi mendompleng atau memanfaatkan prestasi atlet-atlet untuk kepentingan pribadi mereka.

Sedianya, ucapan selamat akan sangat bermakna positif bila tidak ada kepentingan di belakangnya.

“Namun, biasanya politisi itu akan memanfaatkan momen besar dan mengapitalisasinya,” ucap Ujang.

Tak pelak, hal tersebut membuat masyarakat justru menjadi kesal. Ucapan politisi memang trending, tetapi dalam respons yang negatif. “Langkah itu akan lebih dihormati rakyat jika dilakukan secara benar. Sementara itu, situasi yang ada sekarang kan terbalik. Foto politisinya sengaja dibesarkan, sedangkan pemenangnya malah dikecilkan,” ucapnya.

Kendati demikian, ada beberapa pejabat publik yang menyampaikan apresiasi dengan cara yang bijak, seperti Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo. Para gubernur itu memberikan selamat kepada para peraih medali tanpa menaruh foto atau profil mereka.



Tidak masalah

Wakil Ketua Komisi X Dede Yusuf Justru meminta publik tidak mempersoalkan aksi politisi yang memberi ucapan selamat dengan memasang foto bersama atlet-atlet peraih medali di Olimpiade Tokyo 2020.

Ia beranggapan hal tersebut sangat wajar sebagai bentuk euforia atas prestasi Indonesia di tingkat dunia.

“Ini kan kebanggaan nasional, kebanggaan Indonesia. Siapa pun boleh saja memasang foto sama Greysia Polii dan Apriyani Rahayu,” ujar Dede.

Menurutnya, tidak ada masalah jika ada seseorang yang memanfaatkan momentum untuk menaikkan produk atau profil mereka ke ruang publik. ‘’Yang tidak boleh itu kalau mereka tiba-tiba mengklaim kalau para atlet itu bisa berprestasi karena mereka. Itu yang tidak benar. Jadi selama masih wajar, tidak masalah. Tidak perlu dilihat secara politis. Biarkan saja euforia sesaat,” ucapnya.

Meski mendapat respons negatif, pakar komunikasi digital UI Firman Kurniawan menilai strategi tersebut bisa dibilang berhasil. Pasalnya, hal itu memang dilakukan untuk menarik perhatian publik. Di dunia komunikasi pemasaran, rumus untuk membangun perhatian publik ialah dengan memperhatikan event dan moment.

Event ialah peristiwa tertentu yang relevan dengan sebuah produk. Adapun moment adalah saat terjadinya puncak perhatian masyarakat. Strategi tersebut juga diterapkan para politisi untuk berkomunikasi, memasarkan diri mereka.

“Adanya event dan moment memberikan alasan bagi munculnya profil politisi di hadapan publik. Kalau tidak ada event dan moment, publik akan bertanya, untuk tujuan apa politisi memunculkan wajah?” uj....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement