JONI Tabun berjalan di depan untuk menyingkirkan semak dan ranting pepohonan yang melintang di jalanan setapak. Dia satusatunya bekas anggota Kesatuan Resor Pengelolaan Hutan (KRPH) Tahura Prof Ir Herman Johannes yang rumahnya ada di dalam kawasan hutan.
Jalan setapak itu menghubungkan jalan utama yang beraspal menuju lokasi penanaman pohon dan tanaman hortikultura di bagian hutan yang penutupan vegetasinya didominasi semak dan pepohonan yang jarang.
Ini merupakan program pelestarian hutan dengan melibatkan masyarakat dari desa-desa di sekitar hutan. Warga dibagi dalam beberapa kelompok kemudian diberikan benih untuk menanam.
Lokasi yang berjarak sekitar 100 meter dari jalan utama diperuntukan untuk penanaman pohon trembesi (Samanea saman). Di sebelahnya ada lokasi penanaman mangga yang menggunakan teknik budi daya grafting, varietas batang atas mangga jenis arumanis dan varietas batang bawah adalah mangga jenis madu. Trembesi dan mangga sama-sama ditanam sejak 2021. Kelompok masyarakat lainnya bertugas menanam mahoni, beringin, nangka, dan lamtoro tarramba di lokasi yang berbeda.
Namun, yang ditemukan Joni di luar dugaan. Trembesi tumbuh subur, tetapi seluruh tanaman mangga yang didatangkan dari Pasuruan, Jawa Timur, itu mati karena dimakan sapi. Itu satu contoh dampak dari penggembalaan liar di dalam kawasan hutan. “Ternak dilepas pada malam hari, masuk ke hutan dan memakan tanaman,” kata Joni ....