NUSANTARA

Kembang Emas si Primadona dari Cianjur

Rab, 19 Jan 2022

KABUPATEN Cianjur, Jawa Barat, memiliki segudang potensi alam yang merupakan anugerah dari Sang Pencipta. Potensinya terdiri atas alam, budaya, hingga flora dan fauna. Khusus flora, Kabupaten Cianjur memiliki sejumlah daerah dengan karakteristik yang mendukung pe ngembangannya. Utamanya daerah-daerah di wilayah utara yang notabene memiliki iklim sejuk dengan kontur tanah subur.

Satu di antaranya pada sektor tanaman hortikultura. Sejauh ini Kabupaten Cianjur memiliki potensi pengembangan tanaman hias. Bahkan produksinya digadang-gadang yang terbaik dan terbesar di Indonesia.

Komoditas tanaman hortikultura yang menjadi andalan ialah bunga krisan.

Tanaman hias yang memiliki nama latin Chrysantemum itu tumbuh subur di empat kecamatan di Kabupaten Cianjur. Krisan juga disebut dengan nama seruni, serunai, atau kembang emas.

“Untuk tanaman hias, khususnya krisan, Kabupaten Cianjur dengan Kota Tomohon (Sulawesi Utara) memang salah satu yang terbesar di negara kita. Bahkan produksi Kabupaten Cianjur lebih besar di banding Kota Tomohon,” kata Kepala Bidang Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Nurul Hikmat, kepada Media Indonesia, belum lama ini.

Ada empat daerah yang menjadi sentra produksi bunga krisan di Kabupaten Cianjur. Lokasinya berada di Kecamatan Sukaresmi, Kecamatan Cugenang, Kecamatan Pacet, dan Kecamatan Cipanas.

Di Kecamatan Sukaresmi, daerah sentra produksinya berada di Desa Ciwalen, Cikanyere, Pakuon, Kawungkuluk, dan Cibadak. Di Kecamatan Cugenang berada di Desa Padaluyu, Desa Nyalindung, dan Desa Galudra.

Adapun di Kecamatan Pacet, sentra produksinya berada di Desa Cibodas, Sukanagalih, Ciherang, dan Ciputri. Untuk di Kecamatan Cipanas, ada di Desa Cimacan, Palasari, dan Sindangjaya.

Luasan area budi daya krisan di empat kecamatan itu mencapai 1.478.017 meter persegi. Perinciannya, di Kecamatan Sukaresmi seluas 1.018.523 meter persegi, di Kecamatan Cugenang 271.064 meter persegi, di Kecamatan Cipanas 22.400 meter persegi, dan di Kecamatan Pacet seluas 166.030 meter persegi.

Produksi krisan di Kabupaten Cianjur volumenya berfluktuasi. Data Bidang Produksi Tanaman Hias Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, pada 2016 realisasi produksinya sebanyak 86.843.742 tangkai.

Produksinya berasal dari Kecamatan Sukaresmi sebanyak 63.198.742 tangkai, dari Kecamatan Cugenang 5.375.000 tangkai, dan dari Kecamatan Pacet 18.270.000 tangkai.

Lalu produksi meningkat menjadi 104.406.578 tangkai pada 2017. Kontribusinya berasal dari Kecamatan Sukaresmi sebanyak 80.201.578 tangkai, dari Kecamatan Cugenang 3.850.000 tangkai, dan dari Kecamatan Pacet 20.355.000 tangkai.

Pun pada 2018, produksi krisan mencapai sebanyak 120.101.750 tangkai, dengan perincian dari Kecamatan Sukaresmi 78.627.750 tang kai, dari Kecamatan Cugenang 15.888.000 tangkai, dan dari Kecamatan Pacet 25.586.000 tangkai.

Di 2019, Kabupaten Cianjur mampu memproduksi sebanyak 107.741.200 tangkai bunga krisan. Produksinya berasal dari Kecamatan Sukaresmi 58.055.000 tangkai, dari Kecamatan Cugenang 12.341.200 tangkai, dari Kecamatan Cipanas 122.000 tangkai, dan dari Kecamatan Pacet 37.223.000 tangkai.

“Sedangkan pada 2020 produksinya mencapai 87.700.800 tangkai,” jelas Nurul.

Di empat kecamatan tersebut terhimpun kelompok-kelompok tani yang merupakan petani khusus tanaman krisan. Total terdapat 910 orang petani pembudi daya krisan.

Di Kecamatan Sukaresmi ada 608 orang, di Kecamatan Cugenang 165 orang, di Kecamatan Cipanas 10 orang, dan di Kecamatan Pacet 118 orang.

“Alhamdulillah, berpotensinya pengembangan tanaman hias di Cianjur ditopang dengan keberadaan Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) yang ada di Desa Ciherang, Kecamatan Pacet,” jelas Nurul.

Kerja sama dan koordinasi terjalin dengan baik antara Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura dengan Balithi Kementerian Pertanian. Salah satu tujuannya ialah memberikan pembinaan kepada para petani krisan di Kabupaten Cianjur.

“Banyak perhatian yang dilakukan pemerintah kepada para petani krisan di Kabupaten Cianjur, mulai dari pemberian bibit, termasuk bangunan GH (green house),” ungkap Nurul.

Hampir setiap tahun petani krisan di Kabupaten Cianjur menerima bantuan pembuatan bangunan green house dari Kementerian Pertanian.

Pada 2018, bantuan pembuatan green house bersumber dari APBN sebesar Rp392.150.000, dengan luas total lahan pembangunannya 1.500 meter persegi.

Kemudian pada 2019 nilai bantuan pembuatan green house sebesar Rp195 juta di lahan seluas 350 meter persegi. Adapun pada 2020 nilai bantuannya sebesar Rp708 juta, dengan luas lahan pembangunan green house 1.200 meter persegi.

Hingga saat ini sudah ada 3.509 unit green house, yang tersebar di empat kecamatan. Di Kecamatan Sukaresmi terdapat 2.429 unit green house, di Kecamatan Cugenang 637 unit, di Kecamatan Cipanas 49 unit, dan di Kecamatan Pacet 394 unit.

....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement