OPINI

Kesetaraan Gender dalam Pendidikan

Sen, 07 Mar 2022

SETIAP 8 Maret, dunia memperingati Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day/IWD). Pada tahun ini, kampanye IWD mengusung tema #breakthebias (mematahkan bias). Secara spesifik tema tersebut bertujuan mendukung terwujudnya dunia yang bebas dari bias, stereotip, dan diskriminasi. Dunia yang beragam, setara, dan inklusif ketika kesetaraan berbasis pada perayaan akan perbedaan. Bias dalam bahasa Indonesia biasanya dikaitkan dengan simpangan, belokan (KBBI Daring). Di dalam konteks bias gender, bias muncul melalui kepercayaan terhadap stereotip individu atau kelompok tertentu berdasarkan jenis kelamin, yang memengaruhi perbedaan perlakuan antara laki-laki dan perempuan.

Ada beberapa temuan menarik di dalam laporan Worldbank 2020 mengenai kesetaraan gender di Indonesia. Salah satunya ialah adanya paradoks bahwa meskipun perempuan Indonesia memiliki akses terhadap pendidikan (tingkat partisipasi pendidikan tinggi), hal itu tidak berlanjut dengan tingginya partisipasi perempuan dalam kegiatan ekonomi. Artinya, meskipun partisipasi gender dalam pendidikan tinggi, kesetaraan gender belum dicapai sepenuhnya.

Laporan tersebut lebih lanjut menjelaskan bahwa hal ini terkait erat dengan norma dan praktik yang berlaku di dalam masyarakat mengenai peran laki-laki dan perempuan sehingga memengaruhi kesempatan perempuan terkait pendidikan, profesi, dan akses terhadap infrastruktur. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kesetaraan gender, di antaranya usia pernikahan yang terlalu dini serta pembagian tanggung jawab mengasuh anak yang tidak seimbang. Laporan tersebut juga menyebutkan faktor struktural seperti banyak perempuan bekerja di sektor informal da....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement