PERUM Bulog menekankan pembangunan ketahanan beras tidak hanya menjaga ketersediaan pangan tetapi juga melindungi perekonomian banyak negara serta mata pencaharian petani.
Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Bulog Sonya Mamoriska mengatakan, dalam menjaga ketahanan produksi beras dibutuhkan antisipasi, persiapan, dan beradaptasi dengan gangguan ada, sambil menyediakan pasokan pangan yang andal dan berkelanjutan.
“Beras lebih dari sekadar bahan pangan. Beras merupakan sumber makanan bagi lebih dari setengah populasi global dan pendorong utama stabilitas ekonomi di banyak negara,” kata Sonya dalam konferensi Indonesia International Rice Conference (IIRC) 2024 yang mengusung tema Rice Resilience: Adapting to Global Challanges di Nusa Dua, Bali, kemarin.
Saat ini, sambungnya, sistem pangan global sedang mengalami sejumlah tantangan, mulai dari konflik geopolitik yang berpengaruh pada stabilitas harga pangan, perubahan iklim, hingga faktor lingkungan.
Tantangan-tantangan itu saling terkait satu sama lain. Karena itu, pelaku usaha industri pangan dan juga petani memerlukan solusi yang inovatif dan adaptif untuk mengatasi masalah ketahanan pangan yang kian kompleks.
“Saat kita menghadapi kompleksitas dan ketidakpastian yang dihadapi industri beras global, konsep ketahanan muncul, muncul bukan hanya sebagai strategi, tetapi juga sebagai kebutuhan,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Country Director for Indonesia and Timor-Leste, East Asia and Pacific, World Bank, Carolyn Turk, mengungkapkan pertumbuhan hasil panen, khususnya di sektor padi, Indonesia masih tergolong lemah.
“Hasil panen meningkat namun sangat lemah, rata-rata meningkat kurang dari 1% per tahun,” ujarnya.
Mendapati angka pertumbuhan produktivitas padi yang rendah itu, Carolyn sangat menyayangkan hal tersebut bisa terjadi. Pasalnya, biaya yang dikeluarkan untuk pupuk dan beberapa subsidi lainnya sudah cukup besar, namun nyatanya itu masih tidak mampu meningkatkan produktivitas padi.
Konferensi IIRC yang berlangsung pada 19-21 September 2024 itu dihadiri ratusan pelaku usaha industri perberasan dari berbagai negara, seperti Inggris, Pakistan, Filipina, Singapura, Jepang, Vietnam, India, Thailand, Kamboja, Uni Emirat Arab, Myanmar, Afrika Selatan, Korea Selatan, Malaysia, Tion....