EKONOMI

Krisis Air Teratasi, Lumbung Pangan pun Terisi

Sen, 20 Sep 2021

PEMERINTAH telah menggelontorkan anggaran sekitar Rp5,9 triliun untuk mendanai pembangunan tujuh bendungan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pembangunan tujuh bendungan itu diharapkan akan mampu mengatasi krisis air yang terjadi setiap kemarau di wilayah itu.

Beberapa bendungan sudah rampung. Misalnya, Rotiklot di Kabupaten Belu, Raknamo di Kupang, dan Napun Gete di Sikka. Namun, bendungan lainnya masih dalam tahap konstruksi seperti Temef di Timor Tengah Selatan, Manikin di Kupang, Mbay di Nagekeo, dan Weilikus di Belu.

Kemarau di NTT berlangsung antara 8-9 bulan, hanya tiga bulan basah. Kemarau panjang berdampak terhadap berkurangnya debit sumber-sumber air akibat evaporasi. Air hujan yang ditampung di embung kecil dekat persawahan kadang tidak cukup untuk kebutuhan tanaman pertanian dan ternak saat kemarau.

Karena itu, daerah ini butuh bendungan yang menampung air hingga jutaan meter kubik yang airnya bukan hanya untuk tanaman pertanian, melainkan juga air baku.

Bendungan yang sudah jadi dan dioperasikan, mulai dimanfaatkan masyarakat. “Saya selalu mengajak masyarakat, begitu air di bendungan ada, kita wajib menanam,” kata Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef Nae Soi.

Dia menambahkan, sebelum ada bendungan, masyarakat selalu beralasan tidak dapat menanam karena tidak ada air. Sekarang, kata dia, masyarakat boleh tanam apa saja agar kita bisa hidup mandiri.

Warga yang telah memanfaatkan air bendungan, salah satunya di Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang. Bendungan ini diresmikan Presiden Joko Widodo di awal 2018 dengan kapasitas tampung 14 juta meter kubik.

Kepala Desa Raknamo, Augusto Fernandez, menyebutkan pada musim hujan 2021, air bendungan terisi penuh. Sekarang air yang tertampung di bendungan, dimanfaatkan masyarakat untuk mengairi lahan sawah seluas 36 hektare yang tak jauh dari lokasi bendungan. Masih ada lahan tidur seluas 90 hektare disiapkan untuk digarap.

“Luas lahan tidur sangat luas, tetapi baru 90 hektare itu yang sudah disiapkan untuk dibuka menjadi menjadi sawah dan kebun,” kata Augusto.

Air juga sudah dialirkan ke kebun jagung, program tanam jagung panen sapi (TJPS) milik pemerintah provinsi yang dibangun di Kampung Kuladoki, Desa Manusak, yang berbatasan dengan Raknam....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement