INTERNASIONAL

Krisis Ketahanan Pangan makin Memburuk

Min, 05 Jun 2022

DARI tiga jenis makanan, yaitu gandum, jagung, dan beras, yang menyumbang hampir 40% dari asupan kalori dunia, produksi dari dua jenis makanan itu akan turun sedikit pada 2022.
Menurut perkiraan Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS), produksi gandum akan turun 0,51% atau 4 juta ton tahun ini. Demikian pula penurunan marginal diperkirakan dalam produksi jagung. Namun, produksi beras diperkirakan menyentuh rekor tertinggi 515 juta ton.
Harga gandum, misalnya, telah naik 91% secara global sejak Januari 2021, menurut data Bank Dunia. Jagung menjadi 55% lebih mahal pada periode yang sama.
Bagian dari populasi yang lebih berisiko mengalami guncangan harga pangan ialah mereka yang menghabiskan sebagian besar dari rata-rata pengeluaran konsumen mereka untuk membeli barang-barang penting.
Boston Consulting Group (BCG) memperkirakan bahwa sebanyak 45 negara--sebagian besar terletak di Afrika, Asia Selatan, dan Amerika Latin--mengalami beberapa dampak terburuk dari krisis tersebut.
Menurut BCG, Yaman, Libanon, Haiti, Nigeria, Sri Lanka, Ethiopia, dan Sudan adalah beberapa negara dengan kombinasi faktor-faktor, seperti ketergantungan yang tinggi pada impor pangan, tagihan impor yang tinggi, inflasi yang tinggi, beban utang yang tinggi, risiko iklim dan kerusuhan sipil, mungkin akan memperburuk situasi.

Penyebab lonjakan


Perang Rusia-Ukraina telah menjadi faktor utama. Kedua negara yang terlibat perang selama hampir 100 hari hingga sekarang itu adalah pengekspor utama jagung dan gandum, dua bahan makanan yang paling umum digunakan secara global.
Diperkirakan bahwa 25 negara Afrika biasa mengimpor lebih dari sepertiga dari total kebutuhan gandum mereka dari kedua negara yang bertikai. Untuk 15 negara, ketergantungannya ialah 50% atau lebih.
Dengan sanksi ekonomi terhadap Rusia dan ekspor dari Ukraina terhenti, jalur pasokan telah tersendat. Akibatnya, sebagian besar negara itu terpaksa mencari alternatif yang tidak tersedia dengan mudah. Guna memerangi jenis inflasi global yang belum pernah terjadi sebelumnya, banyak negara pemasok telah membatasi pe....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement